Mohon tunggu...
Haifa Lathifah
Haifa Lathifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan sastra Arab UIN sunan gunung Djati Bandung

Menulis sudah menjadi hobi karena dengan menulis akan membuat kita dikenang sepanjang masa, selain itu dengan menulis juga kita bisa berbagi ilmu yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kebahagiaan Menyelinap dari Balik Kegagalan

1 Juli 2024   22:09 Diperbarui: 1 Juli 2024   22:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang remaja kecil yang berparas cantik dengan berkulit kuning langsat serta bermata sipit yang terlahir dari keluarga harmonis. Dia sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA mengambil jurusan MIPA, di salah satu sekolah favorit kota Bandung. Dia tidak memiliki seorang kakak ataupun adik kandung, dia anak satu-satunya sehingga orang tuanya sangat menyanyangi dan memperhatikan kebutuhan putri semata wayangnya itu. Remaja tersebut sering disapa dengan panggilan Tari, dengan nama lengkapnya Mentari Kusuma Wijaya. Sejak kecil Tari sudah dididik oleh ayah dan ibunya untuk belajar dengan rajin, sering mengikuti berbagai perlombaan baik itu pidato untuk melatihnya berbicara di depan umum, ataupun perlombaan lainnya. Selain itu juga ayah dan ibunya menanamkan karakter yang baik kepada Tari sejak dini. Sehingga tidak salah jika  Tari tumbuh menjadi remaja yang pintar dan baik serta banyak orang yang menemani Tari.  

Kehidupan Tari ini bisa disebutkan berkecukupan sehingga apapun keperluan Tari dapat terpenuhi. Tetapi dengan keadaan tersebut tidak menjadikan Tari sombong apalagi semena-mena terhadap orang lain. Dia tetap rendah hati dan suka berbagi. Apalagi ketika melihat orang yang suka meminta-minta di jalanan pasti Tari memberinya dengan rasa iba.

Setiap hari Tari datang ke sekolah dengan tepat waktu tak pernah terlambat sedikitpun. Pada hari senin ketika waktu istirahat tiba, guru mata pelajaran biologi  datang menghampiri Tari dan meminta Tari untuk mengikuti olimpiade biologi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh pihak kampus U. Tari pun menerima tawaran lomba tersebut dan bersemangat mengikutinya karena mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang disukainya. Setiap hari  Tari pun belajar dengan sungguh-sungguh mempersiapkannya secara maksimal untuk lomba tersebut. Hingga pada waktunya tiba untuk lomba, dia sudah siap untuk mengikutinya dan tidak lupa juga sebelum berangkat lomba tersebut Tari meminta doa dari kedua orang tua serta guru-gurunya agar dipermudah dalam mengerjakannya serta bisa menjadi juara di lomba tersebut.

Setelah selesai lomba olimpiade biologi di Yogyakarta  kemarin, kini Tari pun disibukkan dengan mencari informasi kepada guru BK serta dari berbagai website mengenai Universitas untuk melanjutkan pendidikannya. Tari berharap bisa  masuk ke Universitas terbaik untuk mewujudkan mimpinya sebagai Dokter yang bisa membantu banyak orang sakit. Sekarang Tari mencoba untuk mengikuti pendaftaran melalui jalur prestasi dengan berbagai sertifikat kejuaraannya di bidang akademik baik yang tingkat kota maupun nasional yang dimilikinya selama menempuh pendidikan menengah atas. Dia juga sudah punya rencana lain jika dia tidak lolos di jalur prestasi, dengan mengikuti jalur tes. Apapun akan ia usahakan untuk bisa menggapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orang tuanya.

Setelah selesai sholat magrib, Tari dan kedua orang tuanya berkumpul di sofa depan TV untuk berbincang -- bincang, Tari pun  mengatakan rencana untuk melanjutkan studinya itu, "Ibu, Ayah, setelah Tari lulus SMA, Tari ingin melanjutkan kuliah di kampus V dengan mengambil jurusan kedokteran, dan sekarang Tari sudah daftar melalui jalur  prestasi dulu gimana Yah, Bu?" Ayah dan Ibu Tari saling tengok, "Iyah nak, silahkan lanjutkan kemana pun yang kamu mau dan gapai apa yang menjadi cita-citamu, Ibu dan Ayah hanya bisa mendoakanmu nak," jawab ibunya.

Di sisi lain Ayah dan Ibunya, memikirkan apa yang menjadi keinginan anaknya itu. Mereka khawatir jika Tari tidak bisa melanjutkan kuliah apalagi keinginannya untuk kuliah di kampus V  mengambil kedokteran. Karena usaha yang sudah lama dirintis oleh  Ayah dan Ibu Tari yakni konveksi baju, sekarang sedang mengalami penurunan. Banyak produk seperti baju dan celana menumpuk di gudang tidak terjual disebabkan beberapa toko sekarang sudah tidak menerima produk dari pabrik Ayah dan Ibu Tari. Sehingga Ayah dan Ibu Tari harus mencari solusi atas permasalahannya tersebut. Dan karyawan yang bekerja harus tetap di gaji. Tetapi mereka tidak menunjukan semua  kesulitan yang dialaminya itu kepada Tari apalagi sampai menceritakannya. Karena mereka tidak ingin Tari menjadi sedih atas masalah tersebut.

Hari ini pengumuman kelulusan jalur prestasi masuk PTN pun sudah di tempel di mading sekolah. Tari tidak sabar untuk melihatnya dan berharap dia lolos di jalur itu. Tetapi ternyata setelah Tari lihat tidak ada nama Tari terpampang di mading tersebut, Tari merasa sedih tapi dia yakin dia bisa lolos ke kampus V dengan jalur lainnya. Sesampainya di rumah Tari langsung menghampiri ibunya dengan air mata yang sudah membasahi pipi cantiknya seraya berkata, "Ibu, Tari belum lolos ke kampus V  dengan jalur prestasi itu bu," dengan nada kecewa yang tari lontarkan. Ibunya pun memeluk putrinya itu dan mengatakan "Iyah tidak apa-apa nak, masih ada jalan lain untuk kamu bisa lolos ke kampus V," Sambil didalam hatinya merasa khawatir. "Berarti sekarang Tari akan mencoba jalur tes, tapi biaya nya itu cukup mahal bu," ucap Tari. Dengan helaan nafas ibunya pun menjawab "Nggak papa Nak, kamu doakan saja semoga Ayah dan Ibu ada rezekinya" Tari pun mengangguk.

Ayah dan Ibunya sedang memikirkan bagaimana caranya bisa mendapatkan uang untuk biaya tes yang akan dilakukan Tari. Dengan rela Ayah dan Ibunya menggadaikan sebuah tanah kepada saudaranya dan melakukan transaksi di ruang tamu. Tidak sengaja Tari pun melihat dan mendengarnya. Dia langsung ke kamar dan menutup  pintu kamar sekeras mungkin "arrghhhh," dia berteriak dengan keras sambil menangis "kenapa semuanya harus terjadi seperti ini," batin Tari. Dia merasa tidak ada lagi harapan untuk bisa masuk kampus V apalagi dengan keadaan ekonomi orang tuanya yang seperti, kamudian buat juga dia belajar dengan rajin, sertifikat yang banyak jika masuk kampus V jalur prestasi sekalipun dia gagal. Ya kata "GAGAL" yang ada dalam benak Tari sekarang. Mendengar suara teriakan itu Ayah dan Ibunya langsung membuka pintu kamar Tari dan menghampirinya.  "Kamu kenapa Nak?" tanya Ayah dan Ibunya. "Ayah dan Ibu kenapa menyembunyikan masalah sebesar itu dari Tari" dengan raut wajah yang merasa kesal. "Nggak gitu Nak, Ayah dan Ibu tidak ingin kamu sedih dan mejadi penghalang untuk kamu menggapai cita-citamu. Biarkan ini sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua kamu, Nak." Ucap ibunya dengan terus berusaha menenangkan Tari dan menjelaskan semuanya kepada Tari serta membangkitkan semangatnya kembali.

Apakah Tari semangat kembali untuk terus melanjutkan kuliahnya? Bagaimana caranya?...

Besok harinya Tari datang ke ruang BK untuk mengundurkan diri tidak melanjutkan tes ke kampus V tersebut. Tetapi  yang terjadi di ruang BK tersebut tidak seperti yang dibayangkan Tari. Guru BK memberikan selamat kepada Tari atas kejuaraannya di olimpiade waktu itu. Tari mendapatkan juara 1 dengan reward berupa piala dan beasiswa kuliah di kampus U  dengan program studi yang diinginkan. Mendapat berita tersebut Tari tidak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa mengucapkan terimakasih sambil terharu. Berita baik dan kebahagiaan ini tidak di sangka-sangka oleh Tari sendiri. Akhirnya dia masih bisa tetap melanjutkan kuliahnya di kota pelajar itu,  meskipun dia tidak bisa masuk kampus V tetapi dia bisa masuk kampus U dengan mendapatkan beasiswa.

Pulang sekolah Tari secepatnya pulang ke rumah dan memberi tahu kaabr baik tersebut kepada orang tuanya bahwa dia juara 1 di olimpiadenya bahkan lebih dari itu juga dia mendapatkan beasiswa kuliah di kampus U. Mendengar berita tersebut kedua orang tuanya merasa senang dan bangga atas prestasi yang diraih putrinya.  Mereka akan terus mendoakan yang terbaik dan mendukungnya sampai Tari kelak menjadi orang sukses karena bagi orang tua kebahagiaan putrinya adalah kebahagiaan mereka juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun