Mohon tunggu...
haifa
haifa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa aktif UIN Sunan Ampel Surabaya.

Hobi saya membaca dan saya memiliki kemampuan saya dalam bidang pulic speaking, kepenulisan dan debat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Perencanaan Strategi pada Institusi Pesantren Menyongsong Bonus Demografi 2025

22 Oktober 2024   12:19 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan di era sekarang adalah kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Dengan menggunakan metode pendidikan yang menekankan kedua kemampuan ini, pesantren dapat menjadi inovatif. Misalnya, dalam pendidikan Islam, siswa tidak hanya diajarkan untuk menghafal kitab kuning atau memahami teks secara literal, tetapi mereka juga diajarkan untuk mengaitkan ajaran-ajaran tersebut dengan masalah sosial yang aktual dan kontekstual. Pesantren dapat mengadopsi pendekatan pendidikan yang lebih dialogis, di mana santri diajak untuk berbicara dan memecahkan masalah sosial-ekonomi dari sudut pandang Islam.

Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan

Penting bagi pesantren untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja, karena salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi adalah terserapnya tenaga kerja produktif ke dalam lapangan kerja. Salah satu cara terbaik untuk menghadapi bonus demografi adalah dengan memperoleh keterampilan kewirausahaan.

Pesantren sebagai Inkubator Bisnis

Pesantren memiliki potensi besar untuk berfungsi sebagai inkubator bisnis, mengingat pesantren biasanya memiliki sumber daya, lahan, dan jaringan komunitas yang luas. Inovasi strategis yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan unit-unit usaha atau koperasi di bawah manajemen pesantren yang dikelola oleh para santri.

 Melalui pelatihan kewirausahaan yang intensif, santri dapat belajar bagaimana mengelola usaha kecil dan menengah (UKM), memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran, hingga mengembangkan produk lokal yang bernilai ekonomis.

Bahkan, beberapa pesantren sudah mulai merintis program kewirausahaan seperti usaha pertanian, peternakan, hingga industri kreatif. Pesantren Darunnajah di Jakarta, misalnya, telah berhasil mengembangkan berbagai unit bisnis seperti koperasi santri, toko swalayan, hingga rumah makan. Model ini bisa direplikasi di berbagai pesantren lain sebagai bagian dari inovasi strategi menghadapi bonus demografi.

Pengajaran Keterampilan Digital dan E-commerce

Keterampilan teknologi informasi sangat penting dalam era digital. Pondok pesantren dapat mengembangkan kursus keterampilan digital, terutama dalam e-commerce, marketing digital, dan pengembangan aplikasi berbasis web. Hal ini penting karena ada banyak peluang bisnis di dunia digital, terutama di Indonesia, yang memiliki jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara.


Untuk memberikan pelatihan khusus kepada para santri, pesantren dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi atau platform e-commerce. Kursus singkat tentang pemasaran digital, manajemen konten, atau mengelola bisnis online dapat ditawarkan dalam pelatihan ini. Dengan keterampilan ini, siswa diharapkan dapat menjadi mandiri dan memulai bisnis digital yang kompetitif di pasar global.

Penggunaan Teknologi dalam Manajemen dan Pengajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun