Mohon tunggu...
Haidar Thahir Wiyadi
Haidar Thahir Wiyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang

Mahasiswa S-1 Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Pola Konsumsi Ikan dengan Brosur Resep Makanan "Samosa Udang" yang Kreatif dan Informatif ala Mahasiswa Undip

13 Februari 2021   01:40 Diperbarui: 13 Februari 2021   02:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            

Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat (12/2) – Banyak masyarakat perkotaan khususnya kota-kota yang jauh dari laut lebih cenderung mengonsumsi ayam dan daging ketimbang produk perikanan. Daging ikan dianggap sulit untuk dikonsumsi karena banyaknya duri yang ada di antara dagingnya dan tidak semua orang suka akan bau amis yang ditimbulkan oleh daging ikan. Akibatnya banyak masyarakat cenderung malas untuk mengonsumsi daging ikan. Harga ikan khususnya ikan laut yang cenderung lebih mahal ketimbang ikan air tawar jadi alasan lain rendahnya minat konsumsi daging ikan. Padahal nyatanya harga daging ikan tidak semahal yang dipikirkan, bahkan bisa lebih murah dibandingkan dengan daging sapi dan ayam. Dibalik itu semua tersimpan berbagai manfaat dari mengonsumsi daging ikan karena kandungan gizinya yang tinggi bahkan melebihi ayam dan daging.

Masyarakat khususnya masyarakat kecil di pelosok kota cenderung tak acuh terhadap apa yang mereka konsumsi. Jajanan tidak sehat pun menjadi konsumsi sehari-hari. Kecilnya minat konsumsi produk perikanan di kalangan masyarakat perkotaan khususnya daerah pelosok kota dirasa kurang mencerminkan julukan Indonesia sebagai negara bahari. Mengingat Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas seharusnya dapat membuat produk-produk perikanan menjadi komoditi utama konsumsi bagi masyarakat Indonesia. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr. Susi Pudjiastuti, seringkali menyerukan agar masyarakat Indonesia rajin mengonsumsi ikan, bahkan berambisi untuk meningkatkan angka konsumsi ikan di Indonesia, sehingga hasil perikanan Indonesia tidak hanya untuk keperluan ekspor saja namun juga menjadi penganan utama masyarakat Indonesia.

dok. pribadi
dok. pribadi
Selain alasan Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia, alasan lainnya adalah daging ikan mengandung protein serta omega 3 yang tinggi, yang mana 2 di antara 3 jenis omega 3 terdapat pada ikan yaitu Eicosa-Pentaenoic Acid (EPA) dan Docosa-Hexaenoic Acid (DHA), sedangkan satu jenis lainnya, Alpha-Linolenic Acid (ALA), terdapat pada minyak sayur, biji-bijan, dan beberapa tanaman hijau. Asam lemak omega 3 sendiri merupakan salah satu jenis lemak tak jenuh tunggal (sehat) yang penting bagi tubuh terutama bagi tumbuh kembang anak-anak. Hasil perikanan sendiri tidak hanya harus daging ikan saja melainkan segala hasil perairan yang dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung seperti ikan, udang, cumi-cumi, rumput laut, dan sebagainya.

3-jpg-6026b67cd541df7fcb7a99f6.jpg
3-jpg-6026b67cd541df7fcb7a99f6.jpg
Haidar Thahir Wiyadi, mahasiswa dari Tim 1 KKN Tahun 2021 Program Studi Oseanografi Universitas Diponegoro Semarang, berinisiatif untuk meningkatkan minat konsumsi ikan di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya lingkungan sekitar tempat tinggalnya yang bertempat di RT.01/RW.04, Kel. Cempaka Putih Timur, Kec. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Cara yang ditempuh yaitu dengan membuat suatu brosur resep makanan dengan menu makanan “Samosa Udang”. Samosa di pasaran biasanya terdiri dari daging sapi, kambing, dan keju cenderung berharga mahal dan tidak menjangkau segala kalangan masyarakat. Oleh karenanya dimodifikasilah bahan samosa tersebut dengan isian udang yang lebih terjangkau. Resep samosa udang ini dapat menjadi cemilan yang sehat, enak, dan juga murah bagi keluarga. Selain itu brosur resep ini dapat menjadi ide bisnis jajanan kecil-kecilan bagi masyarakat. Informasi yang terkandung di dalam brosur resep tidak hanya seputar alat, bahan, dan cara membuat samosa udang saja, tetapi juga berisi kandungan nilai gizi serta analisis modal bagi yang ingin melakukan usaha jajanan samosa udang. Terdapat pula tautan atau link pada brosur yang mengarahkan pembaca ke platform Youtube untuk melihat video cara pembuatan resep samosa udang tersebut, sehingga pembaca dapat lebih mudah untuk mengaplikasikan pembuatan samosa udang dari video yang tersedia. Harapan dari pembuatan brosur ini yaitu dapat meningkatkan pola konsumsi ikan dan juga ide wirausaha yang berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bagi masyarakat sekitar.

4-jpg-6026b6d48ede485b0e5c0d43.jpg
4-jpg-6026b6d48ede485b0e5c0d43.jpg
Penulis : Haidar Thahir Wiyadi, 26050117140001, Program Studi S1-Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

Dosen Pembimbing Lapangan : Muhammmad Mu’in, S.Kep., M.Kep., Ns.S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun