Mohon tunggu...
haidararrafi
haidararrafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Menjadi Mahasiswa Kura-Kura: Relevansi Organisasi Mahasiswa Terhadap Kompetensi di Dunia Kerja

6 Januari 2025   17:40 Diperbarui: 6 Januari 2025   17:40 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest.id

Industri 4.0 yang merupakan era penggunaan mesin yang diberi kecerdasan (Artificial Intelligence) menjadi tantangan baru bagi masyarakat, khususnya mahasiswa dan tenaga kerja. Setiap orang diharuskan untuk memiliki kemampuan yang sangat mumpuni agar tidak disingkirkan oleh AI. Beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan skill melalui organisasi, pelatihan mandiri, maupun kursus. Bagi mahasiswa, ormawa merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman serta relasi agar memudahkan mereka mencari pekerjaan selepas lulus. Namun saat ini, banyak orang menilai bahwa organisasi kampus sudah kurang relevan untuk menjadi tempat mengasah skill bagi mahasiswa.

Organisasi kampus adalah wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi, pikiran, atau gagasan-gagasan positif melalui peran serta dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Organisasi kampus (Ormawa) dibina oleh universitas agar mampu mengarahkan mahasiswanya untuk bergerak sesuai kaidah dan norma luhur. 

Perkembangan media sosial yang semakin marak, memunculkan tanggapan berbagai orang-orang yang merasa ketika menjadi anggota suatu ormawa mendapat perlakuan yang kurang baik. Budaya seperti perpeloncoan seringkali melanggar hak asasi dan mengakibatkan hal buruk bagi mahasiswa. Bahkan di beberapa kasus perpeloncoan mengakibatkan korban jiwa hingga depresi berat yang dialami mahasiswa. Materi organisasi yang terkesan kuno juga menjadi salah satu menurunnya minat mahasiswa untuk bergabung dengan ormawa. Belum lagi program kerja yang menghabiskan banyak anggaran, namun tidak memberikan output yang maksimal. 

Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa merasa sia-sia ketika menghabiskan waktu bergabung di sebuah ormawa. Tidak sedikit juga dari mereka yang mendapat indeks prestasi yang buruk dikarenakan waktunya dihabiskan untuk mengurus ormawa. Dari banyaknya permasalahan di atas menjadi pertimbangan yang besar bagi seorang mahasiswa sebelum bergabung di organisasi kampus.

Namun, eksistensi ormawa di masa kini masih tidak tergantikan dengan banyaknya komunitas-komunitas di luar kampus. Masih cukup banyak mahasiswa yang berpendapat bahwa ormawa memberikan banyak manfaat. Salah satunya ormawa kerohanian yang setiap beberapa periode mengadakan kajian maupun kegiatan sosial lainnya. Selain itu, ormawa juga memberikan ruang untuk mengembangkan soft skill seperti public speaking, time management,  dan mendapat relasi baik antar mahasiswa maupun tenaga pendidik. 

Terlepas dari banyaknya pro kontra terkait keharusan mahasiswa bergabung di ormawa, hal itu dapat menjadi petunjuk untuk mahasiswa baru yang masih awam soal dunia kampus. Di masa kini juga sudah mulai banyak bermunculan lembaga kursus, kegiatan magang, dan volunteer yang bisa menjadi alternatif pilihan bagi mahasiswa apabila merasa tidak cocok untuk bergabung dengan ormawa. Pada akhirnya ormawa tetap dibutuhkan, baik bagi universitas, mahasiswa, maupun masyarakat sebagai penggerak dan menyuarakan pendapat terkait problematika yang terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun