Mohon tunggu...
Haidar Alwi Care
Haidar Alwi Care Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Hati Nurani Untuk Negeri

Akun Kompasiana Ini Dikelola Oleh Admin. Artikel Yang Diterbitkan Melalui Kompasiana Ditulis Oleh Admin. Salam Toleransi ... Salam Hormat Untuk Senior Semuanya ... 🙏🙏🙏 (Rahmat Hidayat - Wonosobo - Jawa Tengah)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekayaan Jokowi Dipermasalahkan, Haidar Alwi: Tak Pandai Baca LHKPN

9 Januari 2025   09:53 Diperbarui: 9 Januari 2025   11:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto Haidar Alwi by Rahmat Hidayat, Wonosobo Jawa Tengah Indonesia)

Sekelompok orang yang terdiri dari akademisi dan aktivis 98 mendatangi KPK pada Selasa, 7 Januari 2025. Mereka datang untuk mendesak KPK agar menindaklanjuti laporan dugaan KKN dan pencucian uang keluarga Jokowi.

Selain karena rilis OCCRP yang menempatkan Jokowi sebagai salah satu finalis pemimpin paling korup di dunia, juga lantaran harta kekayaan Jokowi meningkat 186,2 persen selama dua periode menjabat sebagai Presiden.

Menanggapi hal itu, Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, kelompok yang mempermasalahkan kenaikan harta kekayaan Jokowi adalah orang-orang yang tidak pandai "membaca" LHKPN.

"Sangat memalukan sekelas akademisi dan aktivis 98 tidak pandai "membaca data" LHKPN. Mereka hanya melihat kenaikan jumlah harta kekayaan Jokowi tanpa menganalisa penyebab kenaikannya. Padahal bisa diketahui dari LHKPN tersebut," kata R Haidar Alwi, Rabu (8/1/2025).

Menurutnya, kenaikan harta kekayaan Jokowi disebabkan oleh melonjaknya harga properti tanah dan bangunan, bertambahnya kas dan setara kas serta lunasnya hutang. 

Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2019 Jokowi melaporkan kepemilikan atas 20 bidang tanah dan bangunan senilai Rp45.633.588.000. Sedangkan pada tahun 2023 nilai tanah dan bangunannya naik menjadi Rp74.195.950.000. 

"Dengan demikian terjadi lonjakan harga properti senilai Rp28.562.362.000 atau setara 62,59 persen," imbuh R Haidar Alwi.

Selain itu, pada tahun 2019 Jokowi melaporkan kas dan setara kas sejumlah Rp8.928.471.262. Sedangkan pada tahun 2023, jumlah kas dan setara kas Jokowi bertambah menjadi Rp20.835.485.076. 

"Dengan demikian terjadi penambahan kas dan setara kas sebanyak Rp11.907.013.814 atau setara 133,36 persen," sambung R Haidar Alwi.

Sementara pada tahun 2019 Jokowi melaporkan utang Rp861.358.369. Sedangkan pada tahun 2023, saldo utang Jokowi menjadi Rp0. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun