"Jangan pernah benci temanmu yang datang ketika butuh saja. Tanpa kau sadari, kau pun begitu kepada Allah."
Ungkapan bijak ini datang dari R. Haidar Alwi, seorang tokoh nasional yang dikenal sebagai pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, sekaligus Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB. Melalui kata-katanya yang sederhana namun penuh makna, Haidar Alwi mengajarkan pentingnya refleksi diri dalam kehidupan spiritual dan sosial.
Mengenal Kepedulian dalam Konteks Spiritual
Dalam filsafat, terdapat istilah "apophasis", yang berarti pendekatan untuk memahami sesuatu melalui pengingkaran atau pengakuan akan keterbatasan manusia dalam memahami keagungan Tuhan. Ketika kita melihat teman yang hanya datang saat membutuhkan, kita sering kali terjebak dalam penilaian negatif. Namun, menurut Haidar Alwi, tindakan itu adalah cerminan dari sifat manusia yang juga mendekat kepada Tuhan hanya ketika berada dalam kesulitan.
Hal ini bukanlah untuk menyalahkan, melainkan untuk mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan saling membutuhkan. Tuhan menciptakan kita untuk saling membantu, sebagaimana kita membutuhkan kasih-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
Kondisi Ekonomi dan Gerakan 'Rakyat Bantu Rakyat'
Saat ini, dunia menghadapi tantangan besar, termasuk ketidakstabilan ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat kecil. Krisis global, inflasi, dan meningkatnya angka pengangguran membuat banyak orang jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Dalam situasi ini, Haidar Alwi mengusung gerakan "Rakyat Bantu Rakyat", sebuah inisiatif yang mengedepankan solidaritas dan gotong royong untuk mengatasi kesenjangan sosial.
Menurut Haidar Alwi, gerakan ini bukan sekadar solusi pragmatis, tetapi juga bentuk manifestasi dari nilai-nilai spiritual. "Bantuan yang kita berikan kepada sesama adalah bukti kasih kita kepada Tuhan," tegasnya.
Program Santunan Satu Juta Anak Yatim dan Dhuafa.