Mohon tunggu...
Lentera Kedawung
Lentera Kedawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN KOLABORASI UIN SUNAN KALIJAGA DAN IAIN KEDIRI

Kelompok 1 dan 332

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Mengungkap Misteri Watu Gilang: Prasasti Kuno di Kedawung, Kediri

4 Agustus 2024   14:53 Diperbarui: 7 Agustus 2024   18:40 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hamparan sawah dan kebun serta perbukitan pohon rindang di kaki Gunung Willis, tepatnya di Desa Kedawung, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, kami menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2024. Kami mengamalkan ilmu kepada masyarakat setempat, berbaur, dan membantu berbagai kegiatan sesuai kemampuan kami. Dalam waktu luang, kami sering berbincang sambil ngopi bersama warga, membahas potensi desa dan berbagai cerita lainnya.

Suatu hari, saat sedang ngobrol, ada yang bercerita tentang "Watu Gilang". Penasaran, kami pun memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Setelah bertanya kepada warga, kami ditunjukkan lokasinya, lalu melihat dan mendokumentasikannya. Beberapa hari kemudian, kami berdiskusi dengan masyarakat setempat mengenai "Watu Gilang".

Watu Gilang: Jejak Sejarah yang Misterius

"Watu Gilang", atau Batu Gilang, yang terletak di Dusun Tamban, Desa Kedawung, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, telah lama menjadi misteri bagi masyarakat setempat. Ternyata, Watu Gilang adalah prasasti yang diperkirakan peninggalan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di daerah tersebut, meskipun belum ada kejelasan mengenai kerajaan apa. Penemuan prasasti ini belum memiliki catatan tahun yang jelas, namun diketahui bahwa prasasti ini telah ditemukan sejak lama oleh penduduk setempat dan dianggap keramat.

Pihak Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) beserta Pelestari Sejarah dan Kebudayaan Kediri (PASAK) telah melakukan kunjungan dan mulai meneliti lebih lanjut untuk mengetahui perkiraan tahun serta kerajaan apa yang meninggalkan prasasti ini. Pada sisi samping prasasti, terdapat simbol yang samar-samar terlihat berupa kerang bersayap. Simbol ini biasanya melambangkan identitas kerajaan yang berkuasa saat itu, menimbulkan dugaan bahwa Prasasti Watu Gilang mungkin sezaman dengan "Prasasti Ceker" dari Desa Sukoanyar, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Prasasti Ceker saat ini disimpan di Museum Airlangga, Kota Kediri, dan diperkirakan berasal dari masa Raja Sri Kameswara sekitar tahun 1185 Masehi. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hal ini.

Dokumentasi pribadi tulisan sansekerta di watu gilang
Dokumentasi pribadi tulisan sansekerta di watu gilang

Magnet Spiritual dan Tantangan Pelestarian

Watu Gilang sempat menarik perhatian banyak orang spiritual yang datang meninggalkan dupa, menyan, dan bunga sajen di sekitarnya. Mereka mencari ketenangan batin melalui meditasi atau bersemedi, berharap mendapatkan wangsit atau keberkahan. Sayangnya, vandalisme mengancam keaslian prasasti ini. Ukiran atau tulisan tangan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab bisa mengaburkan nilai historisnya.

Masyarakat sekitar menganggap batu ini keramat, tetapi sayangnya tidak merawatnya dengan baik. Mitos menyebutkan bahwa siapa pun yang mengambil batu ini akan mengalami malapetaka. Dahulu, batu ini berposisi tidur, namun sekarang sudah berdiri. Tradisi khusus pada bulan tertentu sudah tidak ada, namun ritual adat istiadat masih dilaksanakan dalam acara bersih desa di setiap dusun pada bulan Suro.

Dokumentasi pribadi watu gilang
Dokumentasi pribadi watu gilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun