Mohon tunggu...
Haiatul Maknun Al Junaid
Haiatul Maknun Al Junaid Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

MAHASISWI MAGISTER KEPERAWATAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejak Dulu Dianggap Limbah Ternyata Bisa Menjadi Obat Maag atau Gastritis

30 Oktober 2023   12:53 Diperbarui: 30 Oktober 2023   13:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastritis atau yang sering dikenal sebagai penyakit maag merupakan penyakit yang sangat mengganggu. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang mempunyai pola makan yang tidak teratur dan memakan makanan yang merangsang produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri didaerah ulu hati juga menimbulkan gejala seperti mual, muntah, lemas, kembung, terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih parah, bisa muntah darah.

Dikutip dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh Mustakim dan Rimbawati tahun 2021, Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Prevalensi gastritis di Jawa Timur mencapai 31,2% yaitu dengan jumlah 30.154 kejadian.

Sementara itu, Beras  sebagai  makanan  pokok  di  Indonesia  sampai  saat  ini  sulit digantikan dengan jenis makanan pokok yang lain. Selain beras, bekatul dinilai sebagai bahan kurang bermanfaat karena bekatul merupakan limbah dari proses penggilingan padi menjadi beras yang sampai saat ini pemanfaatannya hanya sebagai pakan ternak dan unggas saja. Sementara itu, beras merupakan makanan pokok di Indonesia, jika permintaan beras di Indonesia cukup tinggi, maka hal ini akan beriringan dengan semakin banyak nya limbah bekatul yang terjadi dari proses penggilingan padi menjadi beras di indonesia. Selama ini para petani mensiasati untuk mengurangi limbah bekatul mereka dengan cara membakarnya akan tetapi tindakan seperti ini bisa menyebabkan pencemaran polusi di udara. Padahal ternyata nilai zat gizi yang terkandung dalam bekatul dalam beberapa referensi dilaporkan cukup tinggi. Diantaranya mengandung kandungan air, mineral dan serat yang dapat mengurangi produksi asam lambung, selain itu bekatul mengandung protein yang di perlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua jaringan didalam tubuh. Hal ini bisa mengurangi peradangan mukosa lambung pada pasien maag.

Cara penggunaannya yaitu dengan cara bekatul di ayak terlebih dahulu sampai benar benar halus kemudian di sangrai hingga berubah warna menjadi kecoklatan. Setelah itu bekatul bisa di konsumsi sehari 2 sendok makan atau bisa dengan cara di campur air hangat di minum pagi dan sore. Karena sifat bekatul ini mengenyangkan jadi sekaligus bisa juga digunakan untuk terapi diet dengan di imbangi sayur mayur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun