Mohon tunggu...
hagia rosa
hagia rosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/Hubungan Internasional/Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Airlangga. Ketertarikan saya akan dunia pendidikan begitu besar sebagai sarana dalam mewujudkan generasi bangsa yang lebih baik. Selalu mencoba hal-hal baru dan berani dalam mengambil keputusan merupakan suatu langkah yang saya lakukan untuk dapat lebih survive dalam kehidupan ini. Belajar tidak harus melalui buku saja, akan tetapi lingkungan sekitar merupakan representasi dari kata "Belajar" yang sebenarnya. Namun perlu digaris bawahi bahwa tanpa membaca jalan yang akan kita ambil tidak bisa seterang ekspektasi dan mampu menyesatkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konservasi Candi Borobudur: Alasan Mengapa Harga Tiket Naik Rp.750.000

11 Juni 2022   21:22 Diperbarui: 11 Juni 2022   22:23 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berita mengenai kenaikan harga tiket Candi Borobudur menjadi 750 ribu rupiah per orang telah menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia. Masalahnya adalah nominal yang ditetapkan tersebut dirasa terlalu besar untuk kalangan masyarakat Indonesia. Kebijakan ini disampaikan secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan pada laman instagram pribadinya tanggal 4 Juni 2022. "Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah dan 5 ribu rupiah untuk pelajar". Sebagian besar masyarakat Indonesia merasa keberatan terkait ditetapkannya harga tiket tersebut, dan tidak sedikit pula orang yang berkomentar melalui media online. Namun pada dasarnya terdapat alasan tersendiri mengapa kebijakan semacam ini ditetapkan.

Dalam hal ini terdapat kesalahpahaman antara pemerintah dan masyarakat mengenai kenaikan harga tiket tersebut. Harga tiket masuk ke dalam kawasan Candi Borobudur masih tetap sama, yaitu 50 ribu rupiah untuk wisatawan lokal dewasa dan 25 ribu rupiah untuk anak-anak dan pelajar. Harga 750 ribu rupiah ini merupakan harga tiket untuk dapat menaiki kawasan bangunan Candi Borobudur sampai ke atas sedangkan untuk harga tiket normal hanya dapat masuk sampai ke pelataran candi saja. Hal ini telah ditegaskan oleh pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur (PT TWC) dalam laman resmi borobudurpark.com pada 6 Juni 2022.

Peningkatan harga tiket untuk naik ke bangunan Candi Borobudur ini menuai beberapa kritik dari masyarakat luas. Pasalnya kebijakan yang diambil tersebut dirasa kurang sesuai bagi masyarakat Indonesia sendiri yang rata-rata pendapatannya relatif cukup rendah. Mengapa harus menaikkan harga tiket untuk wisatawan lokal, bukankah masyarakat lokal sendiri berhak untuk menikmati kekayaan budaya sendiri dengan mudah? Pertanyaan tersebut seolah-olah mewakili suara dari masyarakat luas akan ketidaksetujuan mereka atas harga tiket candi yang berlebih.

Alasan konservasi menjadi kunci emas dalam menetapkan kebijakan kenaikan harga tiket naik ke Candi Borobudur. Adanya kerusakan pada bangunan candi yang disebabkan oleh perilaku yang tidak bertanggung jawab sebagian pengunjung menjadi masalah yang serius dalam menjaga kelestarian budaya. Berdasarkan hasil monitoring dari Balai Konservasi Borobudur terkait pelestarian Candi Borobudur, telah ditemukan bagian dengan kondisi keausan batu dan kerusakan beberapa bagian relief, tulis dalam laman borobudurpark.com. Menjaga kelestarian budaya warisan dunia adalah kewajiban setiap orang terutama masyarakat lokal.

Konservasi yang dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur adalah dengan menetapkan pembatasan jumlah pengunjung, yaitu sebanyak 1200 orang per hari yang dapat naik ke atas bangunan candi. Dengan demikian keadaan relief candi dapat terawat dengan baik seiring dengan pembatasan jumlah pengunjung yang dapat lebih mudah dipantau. Balai Konservasi Candi Borobudur sendiri telah menyetujui adanya kebijakan tersebut untuk menjaga salah satu kelestarian situs sejarah dunia. Khususnya kebijakan ini diterapkan untuk Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur yang mampu mengangkat citra bangsa di mata dunia.

Alasan dalam menghormati agama Budha juga dikaitkan untuk mendukung adanya kebijakan ini. Beberapa orang menganggap bahwa tindakan yang dilakukan oleh wisatawan baik asing maupun lokal yang merusak relief candi sebagai tindakan yang tidak menghormati agama Budha. Namun pada dasarnya hal ini tidak ada kaitannya dengan agama karena Candi Borobudur bukanlah “rumah ibadah” akan tetapi hanya sebagai tempat beribadah dan meditasi saja. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia.

Masyarakat Indonesia dan penganut agama Budha sendiri pada dasarnya hanya menginginkan keadilan yang menyeluruh saja. Keadilan yang dimaksud disini adalah terkait dengan kemampuan finansial yang dimiliki masyarakat yang ingin menaiki bangunan candi, baik itu untuk kepentingan ibadah maupun kepentingan lain. Pemerintah seharusnya mampu menetapkan kebijakan lain yang lebih adil untuk semua pihak. Kebijakan semacam penegakan SOP dan hukum yang terkait dengan kelestarian budaya nasional maupun peningkatan sistem keamanan yang ada. Dengan adanya ketegasan hukum yang berlaku dan pengawasan yang baik akan menciptakan keadilan, sehingga jika terdapat pelanggaran mungkin dapat dikenakan sanksi berupa teguran dan denda.

Pengadaan pemandu wisata bagi setiap pengunjung TWC Borobudur ini menjadi suatu kebijakan yang sangat bagus. Dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pemandu wisata ini sangat beragam, salah satunya adalah adanya sistem keamanan yang lebih akurat dalam mengawasi tindakan wisatawan TWC Borobudur. Dengan adanya pemandu wisata, pengunjung akan dapat fokus pada materi yang diberikan dalam menikmati keindahan bangunan serta pengunjung akan merasa bahwa dirinya berada dalam pengawasan pihak TWC Borobudur. Selain itu, pengadaan pemandu wisata dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja bagi penduduk sekitar dan meningkatkan perekonomian penduduk tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun