Jika aku bisa di lahirkan kembali,bukan jadi orang kaya yang aku inginkan,bukan jadi presiden atau jadi orang yang punya kedudukan tapi aku ingin menjadi laki-laki normal bukan seorang homosexual. Aku tak pernah merasakan kebahagian yang sesungguhnya dalam hidupku. Semuanya palsu, senyumku hanya di bibir saja tapi di hatiku, aku menangis,bahkan mungkin lebih dari sekedar menangis.
Aku dilahirkan 25 tahun yang lalu dan aku yakin Tuhan mentakdirkan aku mempunyai kelainan sexual. Kenapa aku sebut "mentakdirkan". Karena aku yakin ada dua jenis homosexual. Yang pertama homosexual karena terbawa pergaulan dan yang kedua homosexual dari sejak dilahirkan. Jadi aku pikir salah kalau ada orang yang menyebut homosexual adalah sebuah pilihan,terutama untuk homo sexual jenis yang kedua. Dan kalau itu sebuah pilihan tak akan ada orang yang memilih menjadi homosexual. Tak ada orang yang menginginkan hidupnya menjadi orang tidak normal.
Kenapa aku menggolongkan dirku pada jenis homosexual yang kedua karena semenjak masa puber,disaat aku merasakan apa itu namanya menyukai seseorang.di saat aku duduk di bangku SMP aku sudah merasakan kelainan dalam diriku. Tapi aku tak berani mengekpresikan diriku yang sesungguhnya. Aku selalu berusaha menepisnya,aku selalu menolaknya walaupun aku tak bisa membohongi hatiku. Aku selalu berusaha menjadi laki-laki normal pada umumnya, beberapa kali aku menjalin hubungan dengan perempuan agar hanya untuk bisa merubah hidupku. Tapi naluriku tak bisa dibohongi. Aku tidak bisa mencintai perempuan. Bagaimana pun caranya, sekuat apapun aku mencobanya tapi cinta itu tak pernah menyentuh hatiku. Aku tak pernah bisa mencintai perempuan seperti laki-laki lain mencintai perempuan.
Aku sering menangis hanya untuk meratapi nasibku. Aku menyesali hidupku dan sering bertanya mengapa aku dilahirkan. Mengapa Tuhan menciptakan aku seperti ini. Aku sering ingin mengakhiri hidupku,aku ingin mati saja daripada harus hidup terus seperti ini tapi setiap aku mau melakukannya aku ingat ucapan guru agamaku bahwa bunuh diri adalah dosa besar yang tak termaafkan. Hidup buatku sangatlah berat tidak hanya aku harus hidup dengan penuh kepura-puraan. Tidak hanya harus memakai topeng agar orang lain tak tahu siapa aku yang sebenarnya. Tapi aku harus terus menolak kehadiran cinta yang tak seharusnya.
Seandainya semua orang bisa mengerti dan memahami,betapa menyakitkan menjadi seorang homosexual, betapa kami menangis, betapa kami sangat menderita, betapa kami ingin menjadi laki-laki normal yang dicintai dan bisa mencintai perempuan . Aku yakin semua homosexual ingin hidup normal dan berubah tapi naluri cinta tak bisa dirubahnya. Sekuat apapun, bagaimana pun itu tak semudah merubah warna putih menjadi biru.
Aku hanya berharap setiap orang yang membaca tulisan ini tidak lagi membenci kaum homosexual karena ketahuilah sesungguhnya kami menangis dan sangat menderita hidup di dunia ini bahkan mungkin kami ini orang yang paling menderita dibanding orang-orang yang menderita lainnya.
salam kenal buat semua pembaca. Insya allah akan aku lanjutkan cerita hidupku dan semoga bisa menjadi bahan renungan dan pelajaran buat kita semua.
Hagi raymond...
041209...Riyad, Saudi Arabia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H