Mohon tunggu...
Hagemaru_j _j
Hagemaru_j _j Mohon Tunggu... -

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Mengalahkan Jokowi?

11 Mei 2014   23:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

pertarungan antara golongan tua dan golongan muda sudah tak dapat terelakkan lagi. jika jokowi menang maka harapan para golongan tua di masa depan sudah tak layak lagi. sedangkan jika golongan tua yang menang jokowi akan mengalami nasib yang na'as. biasa saja ia yang menjadikambing hitam atas kekalahan dan bukan tidak mungkin nasibnya sena'as ht di hanura. dapat disimpulkan kekalahan golongan tua akan berdampak menyeluruh sedangkan golongan muda hanya pada pribadi jokowi.

bagaimana mengalahkan jokowi?

saat pkb menempel pada jokowi maka kekuatan jokowi benar-benar sempurna. sehingga mampu membuat koalisi nasionalis-agamis.

setrategi muhaimin dalam berpolitik berbeda dengan gus dur. jika gus dur selalu terdepan maka muhaimin lebih memilih titik di belakang. kata lainnya muhaimin memilih zona nyaman ketimbang menjadi sasaran tembak. mungkin saja ia berkaca pada sejarah gus dur, yang diangkat tinggi kemudian di jatuhkan kembali, hal ini juga yang menjadi alasan mengapa pkb enggan ikut dalam permainan politik amin rais untuk kedua kalinya.

golongan tua sendiri tersisa ARB dan Prabowo. Sedangkan sosok yang terkuat untuk mengalahkan jokowi hanyalah prabowo. sehingga strategi (versi penulis) untuk menjegal jokowi adalah dengan memecah PKB. perlu di ingat disini nahdiyin belum tentu pkb sedangkan pkb sudah pasti (kebanyakan) nahdiyin.

Maka, jika prabowo ingin merebut separuh nahdiyin mau tak mau harus mengusung mahfud md sebagai cawapres atawa pendamping dalam pilpres 2014. tapi apakah pks dan pan rela?? dan tak kalah penting apakah prabowo ingin menggunakan strategi ini?

akhh.... kita lihat saja kedepannya....

wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun