Pendahuluan
Pemberdayaan perempuan dalam proses pembangunan merupakan aspek penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. pembangunan sosial dan ekonomi adalah upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun, dalam proses pembangunan. peran gender seringkali menjadi aspek yang terabaikan meskipun ia memiliki pegaruh signifikan terhadap hasil pembangunan itu sendiri. sosiologi gender, sebagai cabang ilmu sosiologi yang mempelajari konstruksi sosial mengenai peran, hubungan, dan ketimpangan antara gender, menjadi kunci dalam menganalisis dinamika ini. partisipasi perempuan dalam pembangunan tidak hanya terbatas pada pelaksanaan fungsinya dalam keluarga, tetapi juga berperan dalam kehidupan bermasyarakat. tetapi pada kenyataannya posisi ini dan peran perempuan dalam pembangunan masih kurang mendapatkan perhatian. perbedaan gender dapat menjadi masalah apabila perbedaan tersebut menyebabkan ketimpangan perlakuan di masyarakat dan ketidakadilan dalam hak dan kesempatan baik bagi laki-laki maupun perempuan. pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan tidak dapatdicapai tanpa mempertimbangkan  kesetaraan gender, karena ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan seringkali memperburuk kemiskinan. membatasi akses terhadap pendidika, pekerjaan, dan sumber daya lainnya.Â
pentingnya perspektif gender dalam pembangunan menuntut pemahaman tentang bagaimana konstruksi sosial gender memengaruhi peluang dan hambatan yang dihadapi individu, baik laki0laki maupun perempuan, dalam proses pembangunan. ketimpangan gender, baik dalam akses terhadap pendidikan, kesempatan ekonomi, maupun hak politik, masih menjadi tantangan utama di banyak negara, termasuk Indonesia. oleh karena itu, sosiologi gender dalam konteks pembangunan menawarkan pendekatan yang dapat mengidentifikasi ketimpangan tersebut dan mengusulkan solusi untuk mencapainya kesetaraan, melalui kebijakan yang lebih adil dan merata.Â
dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana sosiologi gender dapat memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara gender dan pembangunan. serta bagaimana penerapan prinsip kesetaraan gender dapat mempercepat proses pembagunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Metode Penelitian
artikel ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. pendekatan ini digunakan untuk memahami secara mendalam pengalaman dan pandangan individu atau kelompok terkait isu gender dalam konteks pembangunan. metode penelitian kualitatif tentang sosiologi gender dengan tema pembangunan bertujuan untuk memahami fenomena sosial, dinamika hubungan gender, serta peran dan pengalaman individu atau kelompok dalam konteks pembangunan. penelitian kualitatif ini lebih fpkus pada pengumpulan data yang bersifat deskriptif dan mendalam, dengan tujuan untuk menggali makna,persepsi, dan pemahaman tentang ketimpangan gender dalam berbagai proses pembangunan.
pembahasan
pemberdayaan adalah upaya unuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri, hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. dengan demikian pemberdayaan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian, baik dibidang ekonomi, sosial budaya dan politik. pembangunan seringkali diasosiasikan dengan perubahan ekonomi dan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. namun dalam proses ini, sering kali terdapat ketidaksetaraan yang memperburuk kondisi perempuan, terutama dalam akses terhadap sumber daya, pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. sosiologi gender menyoroti peran konstruksi sosial yang membentuk norma, nilai, dan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, yang pada akhirnya mempengaruhi peluang yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan.Â
dalam banyak kasus, perempuan seringkali menghadapi hambatan yang lebih besar dalam mengakses manfaat pembangunan, baik dalam sektor ekonomi, politik, maupun sosial. sebagai contoh, meskipun perempuan dibanyak negara, termasuk Indonesia, semakin berpartisipasi dalam angkatan kerja. mereka masih mengalami kesenjangan upah, diskriminasi di tempat kerja, dan keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki.
sosiologi gender menawarkan pemahaman mendalam mengenai bagaimana struktur sosial dan budaya menempatkan perempuan dalam posisi yang lkebih rendah dalam proses pembangunan. untuk mencegah terjadinya ketidakadilan gender maka perlu diwujudan kesetaraan gender dan keadilan gender. terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut.Â
kebijakan pembangunan yang mempertinggi perbedaan produktivitas antara laki-laki dan perempuan cenderung memperburuk kesenjangan penghasilan serta semakin mengikis status ekonomi perempuan di dalam rumah tangga. sejumlah studi telah menunjukkan bahwa berbagai upaya pembangunan  justru lebih meperberat beban kerja perempuan dan pada saat yang sama mengurangi bagian sumber daya rumah tangga yang dapat mereka kendalikan. akibatnya, kaum perempuan dan orang- orang yang bergantung pada mereka tetap menjadi kelmpok yang secara ekonomis paling rentan di negara-negara berkembang. perbedaan gender seharusmya tidak menjadi permasalahan selama konsep kesetaraan gender dan keadilan geder berjalan dengan baik. ketidakadilan gender adalah berbagai tindak keadilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender.Â