Semarang (1/8/2021) - Pandemi Covid-19 masih menjangkiti segala lini kehidupan masyarakat Indonesia. Hadirnya pandemi di Tanah Air telah membawa berbagai dampak yang buruk di berbagai sektor, termasuk di sektor pendidikan. Akibatnya pemerintah memutuskan segala kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online untuk untuk mengurangi kontak para siswa secara masif.
Kebijakan belajar dari rumah melalui pembelajaraan daring (dalam jaringan) menimbulkan masalah tersendiri bagi siswa, orang tua, maupun guru. Pasalnya selama ini segala kegiatan sekolah dilaksanakan secara tatap muka sehingga perubahan sistem menyebabkan segala kebiasaan yang ada menjadi berubah. Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus.Â
Menurut UNESCO, sebanyak 1,5 milyar anak usia sekolah mengalami gangguan belajar akibat Covid-19 Â di 188 negara termasuk 60 juta diantaranya ada di Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pemberlakuan kebijakan physical distancing di Indonesia menjadi dasar pelaksanaan belajar dari rumah, dengan penggunaan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba. Akibatnya, tidak jarang hal ini membuat pengajar dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan seluruh anggota keluarga yang ada di dalam rumah.Â
Pembatasan mobilitas, pembelajaran daring, dan beban tugas yang diberikan setiap harinya kepada siswa tentu menimbulkan tekanan tersendiri.
Pada keadaan normal siswa belajar secara aktif di sekolahan dan bermain bersama teman-temannya, hal ini mendorong cara berpikir anak untuk lebih kreatif sedangkan pada keadaan pembelajaran daring tidak jarang anak akan mudah sekali merasa bosan sehingga pelarian utamanya berupa penggunaan smartphone yang berlebihan untuk bermain game online, tentu hal ini akan menghambat proses perkembangan anak.
Inovasi model pembelajaran yang mengedepankan visualisasi dirasa akan sangat membantu untuk mengatasi kebosanan pada siswa, sehingga kegiatan belajar menjadi aktif dan menyenangkan.Â
Gagasan ini direalisasikan oleh mahasiswa jurusan Sejarah Universitas Diponegoro melalui program Virtual Tour Museum dengan sasaran anak-anak Siswa Dasar di Rt 03 Rw V, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan.Â
Kegiatan yang dilakukan berupa edukasi serta pengenalan fasilitas Virtual Tour Museum Sangiran yang dapat dimanfaatkan dan mudah untuk diakses guna mendorong pembelajaran yang lebih menyenangkan. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tetap memperhatikan aspek keselamatan dari para siswa dan tidak melakukan kontak secara langsung untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 dengan memanfaatkan media platform Zoom yang setiap harinya juga diakses para siswa untuk kegiatan belajar, hanya saja kegiatan yang dilaksanakan dikemas secara menarik.
Sebelum pelaksanaan Virtual Tour Museum, terlebih dahulu siswa diberikan gambaran melalui poster yang dibagikan melalui WhatsApp Grup berupa informasi singkat tentang Museum Sangiran beserta koleksinya yang akan menambah rasa keingintahuan pada siswa, kemudian barulah ketika acara Virtual Tour Museum dilaksanakan siswa diperlihatkan visualisasi yang nyata dari koleksi-koleksi yang ada di dalam Museum Sangiran tanpa harus mengunjunginya secara langsung.Â
Dari sini siswa dapat belajar sejarah dan mengenal tentang fosil-fosil manusia purba, binatang purba dan peradaban yang ada di wilayah Sangiran berjuta-juta tahun yang lalu.