Mohon tunggu...
Hafizoh
Hafizoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa yang hobi menulis, hobi meneliti saya hobi terjun ke dunia Research

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Dakwah dan Pembangunan Karakter : Membangun pribadi yang utuh melalui Islam

18 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   09:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dakwah, dalam kerangka filsafat dakwah, berfungsi sebagai sarana untuk mentransformasi individu menjadi pribadi yang lebih baik. Para dai (pengkhotbah atau penyampai dakwah) memiliki peran penting dalam proses ini. Dengan pendekatan yang bijaksana dan penuh kasih sayang, dai dapat memotivasi umat untuk memperbaiki karakter mereka, mengajarkan mereka bagaimana menghadapi masalah hidup dengan sabar, dan mengingatkan mereka tentang pentingnya akhlak yang baik.

Peran Ulama dalam Menjadi Teladan
Para ulama sebagai figur teladan memiliki tanggung jawab besar dalam menunjukkan kepada umat bagaimana menerapkan ajaran Islam secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Keikhlasan dan akhlak yang baik dari seorang ulama akan memberikan contoh yang kuat bagi masyarakat untuk mengikuti ajarannya.

Pendekatan Dakwah yang Berbasis pada Karakter
Dakwah yang berbasis pada pembangunan karakter menekankan pada kualitas, bukan kuantitas. Penyampaian dakwah tidak hanya mengenai seberapa banyak pesan yang disampaikan, tetapi seberapa besar dampak dari dakwah tersebut terhadap pembentukan karakter individu. Dakwah yang berfokus pada karakter akan melahirkan individu-individu yang tidak hanya mengerti agama, tetapi juga mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan mereka dengan penuh kesungguhan.

4. Tantangan dalam Pembangunan Karakter Melalui Dakwah

Di tengah perkembangan zaman yang serba modern dan digital, dakwah menghadapi sejumlah tantangan dalam membentuk karakter masyarakat. Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh budaya global yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Krisis Moral dan Sosial
Di dunia yang semakin plural dan terbuka ini, nilai-nilai moral dan sosial sering kali tergerus. Masyarakat sering kali terjebak dalam kebiasaan materialistik, hedonistik, dan individualistik, yang dapat mengikis nilai-nilai luhur dalam Islam. Dakwah perlu berperan aktif dalam menghadapi tantangan ini dengan memperkenalkan konsep moral yang berbasis pada Islam, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya membangun karakter yang sesuai dengan ajaran agama.

Penyebaran Informasi yang Salah
Di era informasi ini, banyak informasi yang tersebar di media sosial atau internet yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini bisa mengarah pada kesalahpahaman dan penurunan kualitas karakter umat. Dakwah harus mampu menghadapi fenomena ini dengan memberikan klarifikasi dan informasi yang benar, serta menjaga agar umat tetap pada jalur yang benar.

5. Peluang Dakwah dalam Membangun Karakter di Era Digital

Di era digital yang sangat maju ini, dakwah memiliki peluang yang sangat besar untuk membentuk karakter generasi muda. Dengan memanfaatkan media sosial, video, podcast, dan platform digital lainnya, dakwah dapat menjangkau lebih banyak orang dan menyampaikan pesan karakter secara lebih kreatif dan efektif.

Pendidikan Karakter Melalui Konten Digital
Media sosial dan platform digital bisa dimanfaatkan untuk membagikan konten-konten dakwah yang mengajarkan nilai-nilai karakter, seperti kejujuran, kesabaran, rasa hormat terhadap orang lain, dan kasih sayang. Video ceramah, tulisan inspiratif, dan diskusi online adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengajarkan karakter berdasarkan ajaran Islam.

Membentuk Karakter dengan Pendekatan yang Menarik
Penyampaian dakwah melalui media digital memungkinkan para dai untuk menggunakan berbagai media kreatif, seperti animasi, infografis, atau video pendek, untuk menjelaskan konsep-konsep moral yang terkandung dalam Islam. Hal ini akan lebih mudah diterima oleh audiens, terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun