BUDAYA REBO WEKASAN
Budaya rebo wekasan juga bisa disebut rabu wekasan atau rabu pungkasan.nama rabu wekasan sendiri berasal dari kata rebo yang merupakan nama hari rabu dalam bahasa jawa, sedangkan wekasan merupakan bahasa jawa yang berarti akhir.jadi secara bahasa rebo wekasan merupakan hari rabu terakhir, sedangkan dalam tradisi jawa rebo wekasan merupakan sebuah tradisi yang diadakan setiap hari rabu terakhir bulan shafar.pada hari rabu akhir bulan shafar ini dianggap sebagai hari diturunkannya berbagai macam penyakit dan bahaya.oleh sebab itu, maka sebagian besar upacara rebo wekasan bersifat religius atau keagamaan yang bertujuan untuk tolak balak(bencana dan penyakit) dan wujud rasa syukur.
KEISTIMEWAAN TRADISI REBO WEKASAN DI DESA SUCI ANTARA LAIN:
- Rebo wekasan di desa suci merupakan perintah langsung dari SUNAN GIRI kepada muridnya yaitu SYEKH JAMALUDDIN MALIK.
- Rebo wekasan di desa suci merupakan tradisi rebo wekasan tertua di pulau jawa.
- Rebo wekasan di desa suci diikuti tidak hanya warga suci saja.tapi masyarakat sekitar juga.
REBO WEKASAN DI DESA SUCI
Ritual rebo wekasan di desa suci bermula ketika sunan giri mengutus muridnya yang bernama syekh jamaluddin untuk menyebarkan ajaran islam ke wilayah barat.kemudian syekh jamaluddin mendirikan pesantren di sebelah selatan desa suci.kemudian untuk mencukupi kebutuhan air pesantren, SYEKH JAMALUDDIN membuat 2 sumur, yaitu sumur gringsing dan sumur gede.kemudian di sebelah sumur gede berdiri sebuah pohon asem yang rasa buahnya manis.sekarang kampung ini menjadi kampung ASEMANIS.setelah sekian lama santrinya semakin banyak dan kemudian kebutuhan air juga menjadi kurang.akhirnya, syekh jamaluddin malik matur ke sunan giri dan sunan giri memberi petunjuk agar syekh jamaluddin pergi ke arah utara dan ketika melihat banyak pohon besar disitu ada sumber air.setelah syekh jamaluddin berjalan ke arah utara dan bertemu dengan sumber air yang besar dan jernih dan juga suci mensucikan.kejadian inilah yang menjadikan tempat ini menjadi nama ‘’SUCI’’.kemudian setelah ditemukannya sumber air ini, sunan giri mengadakan ritual di setiap hari rabu akhir bulan shafar dengan mandi dan bersuci di tempat ini kemudian melaksanakan sholat sunnah yang bertujuan agar terhindar dari balak(bencana dan penyakit).dari kejadian ini setiap hari rebowekasan banyak orang dari desa suci sendiri maupun masyarakat luar desa yang mandi di sumber air tersebut dengan tujuan agar terhindar dari balak, tidak hanya itu masyarakat juga percaya bahwa apabila minum air dari sumber tersebut bisa menyembuhkan penyakit dan juga apabila ada yang seret jodohnya bisa segera bertemu.
Kemudian masyarakat desa juga setiap hari sebelum rebowekasan mengadakan istighotsah dan arak-arakan tumpeng yang diarak dari balai desa sampai masjid yang berada di sebelah sumber air.acara arakan tumpeng ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat suci saja tapi masyarakat sekitar juga mengikuti arakan tumpeng ini.karena banyaknya pengunjung, para pedagang berdatangan untuk menjual dagangannya.setelah puluhan tahun berlalu dan semakin banyaknya pengunjung, akhirnya para pedagang banyak pula berdatangan,dan akhirnya keramaian ini memenuhi seluruh jalan desa.
Rebowekasan di desa suci juga merupakan hari raya bagi warga suci.karena pada saat rebowekasan banyak warga yang merantau maupun sanak saudara yang pulang kampung dan mengikuti acara rebowekasan ini.sampai sekarangpun setiap rebowekasan rumah-rumah warga di penuhi tamu baik dari sanak saudara maupun teman-teman dari luar daerah.
MANFAAT DARI REBOWEKASAN ANTARA LAIN:
- Meningkatkan rasa syukur kepada allah.
- Tempat silaturahmi sanak saudara dan teman-teman dari luar desa.
- Meningkatkan taqwa dan beribadah kepada allah.
Tulisan ini ditulis oleh : Muhammad zamzami sebagai tugas Matakuliah Jurnalistik, Kepenyiaran, dan Folklore.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H