Terkait pesantren sebagai tempat tinggalnya para santri, masyarakat seringkali menggabungkan istilah pondok pesantren yang kemudian bermakna asrama bagi para santri untuk belajar agama. Maka tempat ini adalah gabungan antara lembaga pendidikan agama dan asrama bagi para siswa. Di tempat ini santri mengikuti seorang kiai sebagai guru dalam mempelajari kitab suci.
Pada saat ini secara lebih umum dan modern pengertian pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan islam di Indonesia. Lembaga ini memiliki tujuan utama untuk mengajari dan memberikan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam. Sekaligus beriringan dengan proses pengajaran diberikan pula pembiasaan kepada santri untuk senantiasa melakukan pengamalan ilmu dan perilaku yang beretika.
Salah satunya yaitu Yayasan Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok, yang merupakan perwujudan perintah dari K.H Muhammad Utsman al-Ishaqy, di Pondok Pesantren Jatipurwo, Surabaya kepada sesosok guru yang bernama K.H. Abdul Wahid Misnan di Desa Kedung Rejo, Jabon, Sidoarjo. Sebagai "murid" yang selalu ta'dhim dan berkeinginan untuk mendapat ridho dari gurunya, K.H. Abdul Wahid Misnan hanya pasrah menerima dan melaksanakan perintah gurunya untuk mendirikan lembaga pesantren. Lokasinya berada di tengah pemukiman penduduk yang tenang dan asri, sehingga kondusif untuk proses belajar mengajar.
Masyarakat luar masih belum tahu banyak, bahwasannya Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok ini dahulunya merupakan bekas bangunan dari pabrik krupuk yang kemudian telah direnovasi kembali. Dan juga pernah mengalami sesuatu hal yang mistis atau bisa dikatakan sebagai supranatural. Hal seperti ini telah terjadi pada Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok, Jabon, Sidoarjo. Ada beberapa versi cerita dari para alumni pendahulu yang ternyata memang setiap tahunnya ketika kedatangan santri baru selalu terjadi hal mistis dengan cerita yang berbeda-beda. Kejadian ini terjadi salah satunya pada para santri putri.
Berdirinya Pabrik KrupukÂ
Jl. Milina Kedung Rejo, Jabon, Sidoarjo, merupakan lokasi Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok yang masih berkembang sampai saat ini. K.H Abdul Wahid Misnan dulunya merupakan seorang thoriqoh yang terkenal. Beliau merupakan pemimpin dari perkumpulan manaqib di Desa Kedung Rejo. Hingga akhirnya ada seorang teman dari abah beliau yang tertarik akan kharismahnya dan ingin menjodohkan dengan putrinya. Posisi K.H Abdul Wahid Misnan disini masih berada di Pondok Pesantren Jatipurwo, Surabaya. Beliau tidak tahu menahu tentang rencana perjodohan tersebut. Abah Misnan yang merupakan abah beliau, memutuskan untuk sowan kepada K.H. M.Utsman Al-Ishaqy. Dengan keputusan K.H. M. Utsman Al-Ishaqy dan kedua belah pihak. Perjodohan tersebut telah direstui. Meskipun telah menikah, K.H. Abdul Wahid Misnan masih tetap melanjutkan mengajinya. Status beliau sekarang selain menjadi santri juga menjadi seorang kepala rumah tangga.
Selang beberapa hari K.H. Abdul Wahid Misnan memiliki fikiran untuk membuka sebuah bisnis. Banyak bisnis yang beliau coba, salah satunya membuat makanan ringan. Meskipun dalam kesibukan menjalankan sebuah bisnis, tidak ada yang namanya melalaikan ngaji. Sebab dalam prinsip beliau "berbisnis sekaligus ngaji". Setelah banyak bisnis yang beliau coba, beliau menemukan bisnis yang sangat menjanjikan yaitu membuat krupuk. Sebab beliau sempat mengikuti pelatihan dalam pengolahan krupuk di Sidoarjo. Hingga akhirnya masyarakat di Desa Kedung Rejo tertarik untuk melamar menjadi karyawannya. Sehingga beberapa tahun kemudian berdirilah sebuah pabrik krupuk. Dengan penjualan yang sangat begitu pesat, hingga ke luar pulau. Sampai akhirnya dinas memberikan semacam penghargaan. Salah satunya nama yang ada di Desa Kedung Rejo diberi julukan sebagai "Kampung Krupuk".
Terwujudnya Pondok PesantrenÂ
K.H. Abdul Wahid Misnan sempat terfikirkan untuk membuat tempat mengaji. Dimana santri pertamanya merupakan karyawan beliau sendiri. Dari situlah beliau menjalankan perannya sebagai seorang kiai/guru sekaligus seorang pembisnis.
Beberapa tahun kemudian pabrik krupuk tersebut mengalami penurunan drastis. Beliau sering kali ditipu oleh banyak sales. Akhirnya datanglah seorang sahabat beliau yang bernama Kiai Hasan untuk menyampaikan pesan kepada K.H. Abdul Wahid Misnan. Bahwasannya K.H. Abdul Wahid Misnan diutus untuk mendatangi K.H. Ahmad Asrory Al-Ishaqy yang merupakan putra dari K.H. Utsman Al-Ishaqy, sebab ada suatu pesan yang akan beliau sampaikan secara langsung. Pesan tersebut ialah "berhenti untuk menjalankan bisnis pabrik krupuk tersebut, dan fokuslah dalam mengajar mengaji".
Akhirnya pada tahun 2000 berdirilah sebuah Pondok Pesantren Manbaul Huda Al-Mubarok. Dimana nama "Manbaul Huda" merupakan nama organisasi manaqib beliau. Santri pertama beliau merupakan karyawan beliau sendiri. Hingga akhirnya sekitar 300 santri yang telah terkumpul sampai saat ini.