Mohon tunggu...
Hafiz Maulana
Hafiz Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia universitas pgri wiranegara pasuruan

mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia universitas pgri wiranegara pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karomah KH.Taib Sholeh

8 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 8 Januari 2024   15:47 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KH. Taib Sholeh mempunyai nama asli Moch Taib lahir di Sidoarjo, Jawa Timur. Beliau merupakan putra pertama dari 11 bersaudara. Ayahnya bernama H. Sholeh dan Ibunya bernama Kasmi. KH. Taib mempunyai 10 saudara lainnya yaitu Ummu Kultsum, Abdul Salam, Asiyah, Ngatemi, Saro’i, H. Sulkhan, H. Yusuf, H. Miftah, Hj. Muyassaroh, H. Miftah dan Hj. Luthfiyyah. Nasab dari pihak ayah yaitu Moch. Taib Bin H. Sholeh, Bin Abd.Ro’uf Bin Mbah Jaelani bin Mbah Mulek yang berasal dari Madura. kata “Mulek” diambil dari bahasa Jawa yang berarti “Gumpalan”. Mempunyai sejarah saat perjalanannya menuju pulau Jawa dengan menaiki gumpalan-gumpalan buih air laut. Belum ada catatan pasti mengenai silsilah KH. Taib. Namun, ada yang menyebutkan bahwa beliau merupakan keturunan dari Mbah Kholil (Bangkalan-Madura). Beliau mempunyai seorang istri bernama Maslikhah. Nasab istri beliau yaitu Maslikhah Binti Ihsan Binti Hasan Ruba’i. sama hal nya dengan KH. Taib, nasab atau silsilah dari Ibu Nyai Hj. Maslikhah juga belum ada catatan pasti. Namun ada juga yang meriwayatkan bahwa istri beliau merupakan salah satu keturunan dari Mbah Sambi Resik (Beseren-Dukuh Sari) yang sambung pada Raden Rahmatullah (Sunan Ampel, Surabaya).

Beliau merupakan salah satu santri dari banyak kyai ternama. Pertama, beliau pernah mondok (nyantri) kepada Kyai Nafi’ (Porong–Sidoarjo). Kemudian setelah dari porong beliau mondok di pondok pesantren daerah Surabaya lebih tepatnya di pondok pesantren Darul Ubudiyah Wa Roudhotul Muta’allimin yang didirikan oleh KH. M.Utsman Al-Ishaqy R.A. Setelah dari Surabaya beliau melanjutkan mondok lagi di Sarang Rembang Jawa Tengah selama 6 tahun. Setelah boyong (keluar) dari Sarang beliau lebih dikenal oleh masyarakat sebagai pemuka agama.

Kyai Taib melawan pasukan ninja

Alkisah ada ratusan pasukan ninja kejam yang menyerang desa-desa di daerah Jabon Sidoarjo. Saking banyaknya pasukan ninja, warga desa tidak bisa berbuat apa-apa mereka hanya bisa menangis ketika kerabat dan saudara mereka disiksa dan di penggal kepalanya hidup-hidup. Di salah satu desa ada salah seorang santri yang baru boyong (keluar) dari pondok. Santri tersebut bernama Taib Sholeh. Ia sedang berjalan-jalan sendiri. Awalnya ia ingin ke warung untuk membeli sesuatu, tetapi saat di tengah perjalanan ia melihat aksi kejam pasukan ninja. akhirnya ia bersembunyi untuk melihat apa yang akan dilakukan para pasukan ninja. Setelah puas melihat aksi kejam para ninja tadi, santri tersebut kembali ke rumahnya. Kejadian tadi terus berputar di kepalanya. Rasa sedih dan kesal bercampur aduk. Ia beristighfar agar rasa sedih dan kesalnya mereda. Pasukan ninja telah pergi dari desa tetapi mereka pasti akan kembali lagi untuk menyiksa para warga. Santri tersebut tidak habis pikir dengan pasukan ninja, kenapa senang sekali menyiksa orang. Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya santri tersebut mendapatkan ide yakni memagari desa tersebut dengan do’a-do’a. Tanpa berlama-lama santri tersebut segera memanjatkan do’a-do’a dan alhasil desa tersebut berubah menjadi tak tampak oleh orang lain. Termasuk para pasukan ninja. Sejak saat itu, para ninja tak pernah terlihat lagi. Warga desa pun mulai aman dari serangan ninja-ninja. Para warga mulai menganggap taib sholeh sebagai sesepuh dan kyai di desa tersebut. Banyak orang yang mulai berdatangan meminta do’a dan minta di sembuhkan dari penyakitnya. Karena karomahnya yang bisa menyembuhkan, beliau menjadi sangat terkenal sebagai tabib dan pemuka agama di kalangan sekitar.

Kyai Taib dalam pemilihan lurah

Alkisah ada pemilihan lurah di daerah Kedungrejo Jabon Sidoarjo. Banyak orang yang menginginkan Kyai Taib menjadi lurah di daerah tersebut. Namun ada juga warga yang menginginkan orang lain menjadi lurah. Orang tersebut adalah salah satu orang kaya dan terpandang di daerah tersebut dan pastinya memiliki banyak kenalan didaerah tersebut. Walaupun demikian santri-santri yai tetap mendukung yai menjadi lurah. Akhirnya para santri matur kepada yai taib. “Ngapunten yai, menawi yai kerso nopo dados kepala desa? Katah warga ngersaaken yai dados lurah, yai.” Ucap salah satu santri sebagai perwakilan para santri kepada yai, yai pun menjawab.” Aku gak duwe opo-opo, yo opo aku kate nyalonno dadi lurah iku”. Santri tersebut kembali berucap kepada yai. ” mboten nopo-nopo yai, kasihan para warga. Mereka sangat berharap njenengan dados lurah. Amergi njenengan niku tyang jujur, saget dipercados kalian Amanah, yai”. Setelah mendengar penuturan dari santrinya. Akhirnya, yai pun terdiam. Sejenak untuk berpikir. Akhirnya, yai berucap kepada santrinya. “iyo gapopo aku gelem dadi nek yai kerso aku dadi. Saiki nango Surabaya aturno nang yai asrori. Yai kerso opo ora aku dadi lurah”. Setelah mendengar utusan dari Kyai Taib. Santri tersebut langsung bergegas menuju Surabaya bersama keempat temannya. Mereka pergi berlima untuk menemui Kyai Ahmad Asrori RA. Kemudian sesampainya di Surabaya, santri tersebut langsung maturaken dawuh Yai Thaib kepada Yai Asrori. Kemudian Yai Asrori menyetujui hal tersebut dan dawuh kepada kelima santri berupa suatu pribahasa yang membuat para santri salah paham. “Warahno thaib, Mengko nek di salep (di dahului) becak menengo wae”. Dawuh tersebut terus terngiang dikepala mereka. Hingga kejadian lucupun terjadi pada kelima santri tersebut. Ketika dalam perjalanan kembali ke desa ada becak mereka tidak mau menyalipnya karena teringat dawuh yai tadi. Sehingga mereka memelankan kendaraannya dan tidak mau menyalip becak tersebut. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang hingga para santri tersebut sampai di desa mereka. Tak terhitung berapa banyak becak yang tidak mau mereka salip. Padahal yang dimaksud Yai Asrori itu bukan becak biasanya melainkan pemilihan suara. yang mempunyai maksud bahwa perhitungan suara di pihak Kyai Taib sangat pelan namun pasti. Awalnya sedikit kemudian banyak. Tetapi para santri belum memahami maksud dari Yai Asrori. Sesampainya di Kedungrejo, santri tersebut langsung menyampaikan dawuh Yai Asrori tadi kepada Yai Taib. Dan saat pemilihan suara berlangsung, pemilihan suara Yai Taib kalah telak dengan lawannya. Disana ada 3 kotak suara, 2 kotak suara didalamnya lebih unggul suara dari lawan. Yang membuat para warga kecewa dan harapannya sirna. Namun, hal ajaib terjadi ternyata isi kotak ketiga atau kotak terakhir berisi suara Yai Taib semua. Alhasil pemilihan suara dimenangkan oleh Yai Taib. Dan akhirnya Kyai Taib berhasil menduduki jabatan tersebut selama 2 periode. Sesuai dawuh Yai Asrori, pemilihan suara Yai Taib itu perlahan tapi pasti. Itu mengajarkan kita bahwa kita harus selalu sabar dalam menghadapi apapun. Dan yakin pada dawuh para Kyai dan yakin pada takdir yang diberikan Allah kepada kita semua.


Bertelepati dengan teman Kyai Taib

            Pada suatu malam terdapat suatu kejadian yang mungkin tidak masuk akal namun dipercaya benar adanya. Jadi, pada suatu malam Yai Taib merasa gelisah dan entah mengapa beliau juga ingin bertemu dengan salah satu temannya. Kebanyakan temannya adalah seorang Kyai sama seperti beliau. Akhirnya setelah lama merasakan gelisah, yai pun berbicara dalam hati atau lebih tepatnya bertelepati. Tak lama kemudian teman yang ingin beliau temui langsung berada dihadapan beliau. Teman-teman beliau tersebut langsung menemui yai dan mulai berbincang-bincang dengan beliau. Kejadian demikian menurut para warga sudah biasa terjadi. Bahkan ilmu-ilmu beliau juga menurun pada putra-putranya. Kebanyakan semua putranya memiliki keistimewaan-keistimewaan yang berbeda-beda. Yang juga bermanfaat bagi orang lain.

Penutup

Sejarah hidup dan perjalanan spiritual KH. Taib Sholeh memunculkan berbagai kisah yang menarik dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal serta spiritualitas. Dalam ketiga cerita yang disajikan, tergambar karakter seorang Kyai yang tidak hanya memiliki ilmu agama, tetapi juga memiliki keistimewaan dan karomah yang diakui oleh masyarakat sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun