Pembangunan pada perekonomian di Indonesia sangat berkesinambungan dengan industrialisasi dan transformasi struktural. Perkembangan ekonomi sudah melakukan perubahan struktur ekonomi, yaitu peralihan dari yang semula sektor pertanian menjadi sektor industri, perubahan struktural dari sektor pertanian menjadi sektor industri sudah dilakukan Indonesia sejak 1969. Perubahan struktural ini dinilai berhasil mengubah fokus ekonomi Indonesia yang sebelumnya berada di sektor pertanian berubah menjadi sektor industri, diharapkan perubahan struktural menjadi sektor industri mampu untuk membawa ekonomi Indonesia lebih unggul dan maju dari sebelumnya.
Tranformasi Struktural merupakan proses bagaimana struktur perekonomian mengalami perubahan sektor, berawal dari sektor pertanian menuju ke sektor industri. Pada negara berkembang, biasanya perubahan struktural ini mengalami peralihan sektor yang masih tradisional ke sektor yang lebih modern. Faktor perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh permintaan dan produksi dari sektor tersebut serta cara untuk menaikan pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakatnya, dan juga ditandai dengan menurunnya pangsa sektor pertanian dan meningkatnya pangsa sektor industri pada PDB.
Industrialisasi bukan hanya sekedar transformasi pada ekonomi akan tetapi transformasi sosial, menurut Sandi (2010:148) menyatakan bahwa industri merupakan pengolahan produk yang semula adalah bahan baku dan diproses menjadi barang jadi. Industrialisasi juga dapat kita simpulkan sebgai perubahan sosial ekonomi dari yang berpenghasilan rendah menjadi industrialisasi dengan berpenghasilan tinggi, industrialisasi merupakan wujud untuk upaya melakukan perubahan struktural.
Transformasi struktural adalah syarat utama untuk memajukan ekonomi berkelanjutan. Bappenas menyatakan bahwa selepas Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 2008, transformasi struktural mengalami perlambatan bermulai tahun 2013 dengan tragedi menurunnya kontribusi sektor sekunder (deindustrialisasi) pada PDB Indonesia.
Transformasi struktural membuat pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Transformasi struktural juga salah satu tujuan dalam RPJMN 2015 sampai 2019 yang memiliki tujuan untuk mengeluarkan Indonesia dari pendapatan menengah pada tahun 2030. Akan tetapi, perjalanan tidak berjalan begitu mulus dikarenakan perubahan ini berjalan relatif lama, sejak tahun 2008 Indonesia mengalami krisis ekonomi diikuti dengan deindustrialisasi. Dampak yang Indonesia dapatkan adalah berkurangnya kontribusi pada sektor sekunder untuk membantu PDB Indonesia, yang menyebabkan tranformasi struktural berdampak minim terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Industrialisasi dinilai juga berdampak pada aspek sosial, industrialisasi berpotensi mengubah struktur sosial. Dalam hal ini bisa dipahami bahwa industrialisasi tidak hanya berfungsi untuk melakukan pertumbuhan ekonomi saja, akan tetapi juga memunculkan hal baru dalam masyarakat, seperti :
- Pertumbuhan penduduk akibat banyaknya pendatang dari daerah luar untuk bekerja di pabrik.
- Munculnya perubahan pola masyarakat terhadap perekonomian.
- Perubahan gaya hidup.
Dampak lain dari adanya industrialisasi adalah kewajiban untuk pemenuhan fasilitas seperti perumahan dan transportasi. Para pendatang yang bekerja di pabrik banyak yang tidak mendapatkan fasilitas tempat tinggal oleh perusahaannya. Pemerintah bekerja sama dengan BTN memfasilitasi perumahan dikarenakan mereka dinilai tidak mampu untuk menyicilnya. Hal ini menimbulkan masalah baru, yaitu penduduk setempat yang mempuntai uang dan membangun apartemen untuk para pekerja pabrik menyewa ke tempat tersebut. Akan tetapi dikarenakan pengelolaannya yang kurang baik, terciptalah lingkungan yang kotor yang tidak terlalu layak untuk dihuni. Permasalahan lainnya adalah pada lalu lintas, pertumbuhan penduduk yang meningkat menghasilkan lalu lintas di daerah tersebut semakin padat didampingi dengan fasilitas transportasi yang belum memadai.
Lalu dampak selanjutnya adalah pada pembangunan pabrik yang berakibat pada perubahan pekerjaan penduduk daerah tersebut secara skala besar, para penduduk yang dahulu bekerja sebagai buruh tani seiring dengan industrialisasi ini mengubah pekerjaannya menjadi buruh pabrik dan kemungkinan terburuknya mereka kehilangan pekerjaan akibat persaingan dengan masyarakat luar daerah. Jika para penduduk lokal ingin kembali ke pekerjaan sebelumnya, hal itu tidak memungkinkan mengingat sektor industri terus meluas yang meyebabkan hilangnya area pertanian.
Bisa disimpulkan bahwa transformasi struktural di Indonesia merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa dihindarkan, namun sayangnya perubahan di Indonesia masih terlihat lambat dan tertunda. Indonesia juga mengalami deindustrialisasi dan menurunnya kontribusi sektor sekunder guna memperkuat PDB Indonesia.
Penulis :
Hafiz Maulana – Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta