Mohon tunggu...
Hafizh Putra
Hafizh Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas pamulang prodi akuntansi s1

saya suka main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pernikahan Dini di Daerah Indonesia

25 Juni 2024   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan dini, atau pernikahan yang dilakukan oleh individu di bawah usia 18 tahun, sering kali masih menjadi isu yang signifikan di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Meskipun sudah ada Undangundang yang mengatur betas usia minimum pernikahan yaitu UU NO.16 Tahun 2019 Pasal 7 Ayat 1 yang menyatakan "Bahwa Batasan minimal usia perkawinan bagi ngantin adalah 19 tahun  bagi lakilaki dan Perempuan". Akan tetapi praktik ini tetap banyak terjadi terutama di daerah pedesaan.

 

Dampak Kesehatan

Salah satu dampak utama pernikahan dini adalah risiko Kesehatan yang tinggi, terutama bagi anak Perempuan. Kehamilan diusia muda meningkatkan risiko komplikasi Kesehatan, seperti kelahiran prematur, bayi dengan berat yang rendah dan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Selain itu Kesehatan mental juga dapat terjadi akibat pernikahan dini, dikarenakan tuntutan yang berat dan ego yang masih tinggi tidak sering malah memicu terjadinya perceraian walaupun pernikahan yang masih seumur jagung tersebut. 

 

Dampak Sosial dan Ekonomi

Secara sosial dan ekonomi, pernikahan dini berdampak negatif pada kesejahteraan keluarga. Anak-anak yang menikah dini sering kali belum siap secara emosional dan financial untuk menghadapi tanggung jawab pernikahan dan keluarga. Ditambah lagi jenjang Pendidikan yang biasanya paling tinggi di bangku sekolah menengah pertama, ini menjadi dampak yang tidak baik Dimana zaman sekarang sangat sulit untuk mencari pekerjaan yang baik.

 

Upaya Pencegahan

Untuk mengatasi masalah pernikahan dini, diperlukan pendekatan yang holistic dan kolaboratif. Edukasi tentang pentingnya Pendidikan dan bahaya pernikahan dini. Program-program pembedayaan Perempuan dan peningkatan akses ke layanan Kesehatan reproduksi juga penting untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun