Museum Benteng Vredeburg beralamat lengkap di Jalan Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Terletak tepat di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan  Yogyakarta. Bangunan yang dulu merupakan sebuah benteng kolonial, sekarang sudah beralih fungsi menjadi sebuah museum yang menampilkan sejarah perjuangan Negara Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan.
Dilansir dari laman resmi vredeburg. id, Benteng vredeburg pertama kali dibangun pada tahun 1760 atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan dari pihak belanda yang saat itu dipimpin oleh Nicholaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa. Alibi tujuan pembangunan benteng ini awalnya untuk menjaga keammanan keratin. Akan tetapi terdapat itu hanyalah sebuah dalih semata. Tujuan yang sebenarnya adalah untuk mempermudah pengawasan pihak Belanda terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Kraton.
Secara historis, sedari awal pembangunan dan hingga saat ini, terjadi beberapa kali perubahan dari segi kepemilikan dan fungsi benteng. Dan baru-baru ini pada bulan maret tahun 2024, dilakukanlah revitalisasi pada beberapa sudut museum. Setelah selesai melakukan revitalisasi kurang lebih selama 3 bulan, akhirnya telah resmi dibuka kembali pada tanggal 8 Juni 2024. Dan pada opening awal pengenalan wajah baru dari Museum Vredeburg, seluruh warga masyarakat serta pengunjung tidak dikenai biaya tiket masuk alias gratis. Berlaku mulai tanggal 8 hingga 14 Juni 2024. Menampilkan versi terbaru seluruh koleksi yang ada di dalam Museum.
Yang pada walnya hanya beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB, kini beroprasi sampai malam di setiap harinya mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB untuk hari senin sampai kamis. Dan pukul 08.00 hingga 20.00 untuk hari jumat sampai minggu. Dengan lahan parkir yang baru berada di sebelah selatan di depan Bank Indonesia, jadi tidak perlu lagi parkir di pasar bringharjo dan berjalan jauh agar dapat menjangkau museum. Untuk pintu masuk loket terdapat di sebelah barat dan selatan. Para pengunjung akan tetap mendapatkan tiket secara cuma-cuma yang berisikan barcode untuk di scan agar dapat memasuki kawasan museum. Banyak hal yang ditata ulang dan lebih baru di seluruh koleksi museum. Dan yang lebih mengejutkan adalah adanya video mapping pada malam hari di depan fasad dan  melintasi lorong waktu yang menakjubkan.Â
Ada juga rooftop yang bisa digunakan untuk bersantai baik bersama teman maupun keluarga. Dari rooftop bisa melihat pemandangan disekitar kawasan vredeburg seperti titik 0 km dan sekitarnya. Bisa juga menikmati sunset yang indah ketika bisa menyesuaikan waktu kunjungan. Taman nya yang lebih rapi dan indah dari sebelumnya, dan koleksi karya nya yang lebih interaktif. Menjadikan museum yang mengedukasi serta memberikan daya tarik tersendiri dengan pembaharuan yang ada dan menyesuaikan di zaman tekhnologi yang canggih saat ini.
Di malam terakhir kunjungan dengan tiket gratis, pengunjung yang ada sangat membludak. Hingga memadati segala sisi museum. Ada yang hanya sekedar bermain dan bersantai, ada juga yang kepo dengan video mapping yang ditampilkan. Nah, untuk video mapping nya sendiri di putar dari jam 18.300 hingga selesai dan tutup nya jam operasional museum. Berisikan sejarah terkait zaman penjajahan yang dulu dialami oleh Bangsa Indonesia. Dari mulai penjajahan Belanda, Jepang, dan masa kejayaan Indonesia. Dengan opening lagu Indonesia Pusaka yang menyentuh kalbu. Warna-warni dari viseo mapping membuat sebuah ketertarikan tersendiri untuk menontonnya hingga akhir. Berdurasi kurang lebih 10 menit yang sangat berarti. Mnceritakan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang dulu dijajah, hingga bisa merdeka sampai saat ini.
Gelapnya malam yang hanya dihiasi sinar rembulan, bintang, serta remang-remang cahaya lampu semakin terkihat cantik dengan tampilan video mapping yang sekaligus mengedukasi para pengunjung. Ketika anak-anak mulai tidak tertarikdengan sejarah dari buku maupun kisah orang tua, mereka akan antusias saat diputarkan video mapping yang menarik. Sangat bermanfaat, selain sebagai sarana wisata namun juga sebagai sara edukasi yang memotifasi, serta menampilkan inovasi yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H