Mohon tunggu...
Hafizh Nursalam
Hafizh Nursalam Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusana Keteknikan Pertanian, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apa Benar Sampah Jadi Biang Masalah Terjadinya Banjir?

24 September 2020   09:57 Diperbarui: 24 September 2020   10:08 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian penyebab banjir di Indonesia selama ini? Selain karena adanya curah hujan yang sangat tinggi atau bahkan ekstrim, sampah adalah salah satu penyebab yang ada dan terjadi karena ulah manusia atau lebih tepatnya warga setempatnya. Sebenarnya sampah bukan hanya menyebabkan banjir, banyak sekali permasalahan lingkungan yang dapat terjadi akibat sampah. 

Mengapa bisa begitu? Ya, karena memang sampah (terutama plastik) digunakan, dibuang, dan kemudian tidak akan bisa terurai secara cepat (butuh beberapa tahun untuk terurai). Hal ini menyebabkan sampah-sampah plastik yang dibuang (secara sembarangan) akan menumpuk dan bertahan lama. 

Lantas bagaimana caranya sampah-sampah itu membuat banjir? Jawabannya karena banyaknya manusia yang tidak sadar terhadap lingkungan sekitarnya. Mulai membuang sampah atau limbah rumah tangga di kali, sungai, selokan, seolah-olah hal tersebut merupakan hal yang biasa. Tetapi bukannya hal tersebut memang lumrah di Indonesia? Pemerintah mungkin sudah berjibaku secara maksimal untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Tetapi yang namanya manusia, peraturan pun akan dihancur. 

Saya disini ingin memberikan beberapa tips dan solusi kecil yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang mencoba untuk mematuhi aturan. Secara teori mungkin kita mengetahuinya secara jelas yaitu gaya hidup 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan bahkan sekarang sudah berkembang menjadi 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recyle, dan Rot). 

Seperti yang bisa kita artikan sendiri bahwa langkah paling awal adalah refuse yang artinya lebih baik mencegah atau menolak segala sesuatu yang akan menimbulkan terlebih dahulu diawal. Seperti bisa membawa tas belanja setiap pergi ke pasar, supermarket, plaza, dan lain-lain. 

Setelah Refuse dilakukan bisa melanjutkan 3R berikutnya seperti yang sudah kita ketahui dari dahulu. Untuk R yang terakhir yakni Rot, Rot merupakan tindakan yang paling terakhir yaitu penguraian dan pada tahap ini kita hanya bisa berusaha menerapkan beberapa teknologi sederhana seperti komposting. 

Sayapun sedang berusaha untuk melakukan gaya hidup 5R tersebut agar dapat membantu lingkungan kita menjadi lebih baik lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun