Mohon tunggu...
Hafizh Nurramadhan
Hafizh Nurramadhan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Roda kehidupan

Jadilah yang bermanfaat walau sekecil biji zarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Start Up di Indonesia yang Sedang Marak

5 September 2022   23:05 Diperbarui: 5 September 2022   23:06 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan startup di Indonesia berjalan bersamaan dengan pertumbuhan internet dari tahun ke tahun. Pengguna internet yang semakin mudah dan meningkat setiap tahunnya, menjadi peluang besar bagi para pendiri startup dalam mengembangkan bisnisnya. Menurut data StartupRanking, Indonesia memiliki lebih dari 2.100 startup dan menduduki posisi kelima terbanyak di dunia.

Beberapa startup telah ada pada level unicorn, seperti GoTo, Bukalapak, J&T Express, Traveloka, OVO, Xendit, dan Ajaib. Sementara itu, pada tahun 2019, Gojek masuk dalam daftar decacorn, serta menjadi perusahaan rintisan Indonesia pertama yang berada pada level tersebut.

Fakta lainnya yang menunjukan perkembangan startup di Indonesia, antara lain:

  • Merger Gojek dan Tokopedia, dua perusahaan besar yang kontribusi total pasca kolaborasinya mencapai 1,9 persen sampai 2,1 persen dari PDB Nasional.
  • Munculnya unicorn baru pada tahun 2021, yakni OnlinePajak.
  • Ada 8 bisnis startup Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch, yakni Bobobox, Beau Bakery, Dekoruma, Evermos, Otoklix, Populix, PrivyID, dan Sampingan.
  • Sektornya beragam dan beberapa memiliki potensi tinggi untuk lebih berkembang, seperti sektor fintech, healthtech, edutech, logistik, e-commerce, new retail, hingga agritech.

Start Up Go-Jek Mencapai Decacorn

Go-jek merupakan Start Up yang terhitung belum lama berdiri di Indonesia. Startup Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran pada Oktober 2010.Gojek memulai bisnisnya sebagai layanan ojek motor panggilan lewat call center dan saat berdiri hanya memiliki 20 pengemudi.

Di pertengahan tahun 2014, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran pendanaan atau investasi. Dari situ, tepat pada tanggal 7 Januari 2015, Gojek akhirnya berhasil meluncurkan aplikasi untuk Android dan iOS. Sistem pemesanan menggunakan call center pun tidak lagi digunakan.

Go -- Jek menjadi Start Up pertama yang membuka ide bisnis ojek online. Berawal dari layanan transportasi berbasis sepedah motor. Kemudian di kembangkan dengan mengikuti perkembangan zaman, hingga membuat sebuah aplikasi.

Dengan aplikasi yang di rancang Go-Jek, konsumen dapat memesan ojek secara online. Tentu ini memudahkan konsumen dalam menikmati layanan Go-Jek. Lima tahun kemudian, Go-Jek semakin berkembang pesat. Tentu banyak sekali haling rintangnya, mulai dari protes angkutan umum, taksi, dan jasa layanan lainnya.

Tahun 2016, Gojek kembali mendapat kucuran dana sebesar USD 550 juta dari berbagai perusahaan. Beberapa diantaranya adalah Farallon Capital, Warburg Pincus, Capital Group Private Markets, dan lainnya.

Adanya pendanaan tersebut menambah nilai valuasi Gojek hingga menyentuh nilai lebih dari USD 1,3 miliar. Jumlah tersebut sama dengan Rp17 triliun. Hal ini membuat Go-jek mencapai gelar tingkatan Start up Unicorn.

Di tahun 2018, Google mengumumkan jika telah memberikan pendanaan pada Gojek. Hal ini pun menjadi investasi pertama bagi startup di wilayah Asia yang dilakukan oleh Google. Jumlah kisaran pendanan Google pun tidak secara terbuka disebutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun