Kemudian ketiga perusahaan tidak memiliki standar tata kerja. Oleh karena itu, kegiatan operasional yang berlangsung tidak ditujukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Selain ketiga risiko yang telah disebutkan, masih banyak sumber risiko operasional lainnya, seperti penggunaan bahan utama atau sumber pendanaan dalam operasional perusahaan. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh orang lain dan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Tentu saja, risiko operasional tidak dapat dikecualikan karena berlaku untuk sistem dan orang-orang yangmemiliki kepentingan. Namun, risiko baru dapat diminimalkan dari segi risiko operasional.
Untuk meminimalkan risiko kegagalan sistem, perusahaan didorong untuk mendirikan Disaster Recovery Center (DSC). DSC adalah sistem untuk cadangan jika terjadi kegagalan layanan pengguna perusahaan. Â Dapat juga melakukan ini melalui pemeliharaan sistem secara berkala untuk meminimalkan risiko operasional.
Tentu saja, selain kegagalan sistem, risiko operasi manusia juga perlu diminimalkan. Dalam hal ini, perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusia. Sumber daya manusianya sendiri apakah sudah beradaptasi dengan baik terhadap teknologi informasi. Dalam hal ini, perusahaan dapat beroperasi lebih efisien dan efektif dengan meminimalkan risiko yang ditimbulkan dengan mempekerjakan karyawan sesuai dengan standar perusahaan dan melakukan pelatihan khusus bagi karyawan untuk meningkatkan operasi. Selain itu, perusahaan harus memperhatikan hak-hak sumber daya manusia, seperti kegiatan yang menyegarkan karyawannya atau bonus karyawan.
Risiko operasional juga dapat diminimalisir dengan menggunakan standar operasional prosedur (SOP). SOP adalah dokumen yang memberikan pedoman bagi karyawan dalam hal perilaku, proses teknis, atau prosedur berulang, dan dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi yang ada oleh perusahaan.
Oleh karena itu, SOP merupakan dokumen penting agar perusahaan dapat bekerja lebih efisien. Bahkan dengan SOP yang tepat, bisnis dapat menghemat uang atau uang yang tidak penting untuk operasi yang lebih intensif. Hal ini memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan atau sasarannya.
Selain kemampuan untuk mengatur tata cara pelaksanaan kegiatan di perusahaan, SOP mengejar beberapa tujuan yang sama pentingnya: Â
- Ciptakan cara kerja standar di perusahaan Anda untuk memastikan konsistensi.
- Mengurangi kemungkinan kesalahan dan kerugian karena kesalahpahaman
- Pastikan bahwa kegiatan selesai sesuai jadwal dan sesuai rencana.
- Mengurangi risiko penarikan produk
- Menjelaskan prosedur kerja yang jelas untuk setiap karyawan.
- Menghasilkan produk atau jasa yang konsisten dan unggul.
- Meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.
Risiko operasional tidak dapat dielakkan bagi setiap perusahaan. Sebaik apapun sebuah perusahaan, tidak dapat menghindari risiko operasional. Risiko operasional dapat timbul dari kegagalan sistem, kelalaian sumber daya manusia suatu perusahaan, atau tingkat kualitas sumber daya manusia suatu perusahaan.
Risiko operasional lebih mudah dikendalikan daripada risiko lainnya. Risiko operasional dapat dikendalikan dengan menerapkan praktik terbaik. Praktik terbaik seperti penulisan SOP yang detail dan mudah dipahami. Selain itu, perusahaan bertanggung jawab atas pemeliharaan sistem, sehingga tidak ada kegagalan sistem yang besar. Tidak hanya itu bahwa bisnis harus memodernisasi sumber daya manusia dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H