Hubungan kedua negara ini memang sudah lama menjadi perhatian di dunia geopolitik global. Sejak Perang Dingin, kedua negara ini menjadi focus dalam menentukan arah ekonomi,politik, dan militer dunia. Persaingan kedua negara ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan semakin intens, terutama pada bidang teknologi, perdagangan, dan politik internasional.
Sejak abad ke-21, persaingan antara AS dan Tiongkok dimulai Ketika Tiongkok mulai muncul dan mengalami peningkatan kekuatan ekonomi global yang signifikan. Transformasi ekonomi Tiongkok yang awalnya negara agraris sekarang menjadi pusat manufaktur dunia yang diakui sebagai salah satu keajaiban modern. Seiring berjalannya waktu AS yang awalnya mendominasi ekonomi dunia sejak akhir Perang Dunia II mulai merasa terancam oleh kebangkitan Tionkok.
Pada saat Donald Trump menjadi presiden, persaingan ini semakin sengit, terutama dengan perang dagang yang dilancarkan AS terhadap Tiongkok pada tahun 2018. Washington menuduh Beijing melakukan praktit dagang yang tidak adil, termasuk penccurian data, manipulasi mata uang, dan subsidi industry. Ini membuat serangkaian tarif yang diberlakukan di kedua negara, berdampak pada stabilitas ekonomi global.
Dalam sector perdagangan, Tiongkok telah berhasil membuat banyak negara sebagai pemasok utama barang-barang manufaktur. Ini berdampak langsung terhadap AS, yang mana sebelumnya itu adalah peran AS. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah persaingan di bidang teknologi. Tiongkok telah menempati kedudukan peran utama dalam pengembangan teknologi 5G melalui perusahaan seperti Huawei, yang membuat AS terdampak pengaruh Tiongkok terhadap infrastruktur komunikasi global. Washington menanggapinya dengan memberi Batasan terhadap ekspor teknologi dan memblokir perangkat keras dari Tiongkok di jaringan telekomunikasi di negara-negara barat.
Selain itu, teknologi-teknologi seperti AI, energi bersih, dan ruang angkasa menjadi medan persaingan baru. Tiongkok telah membuat pengembangan yang signifikan di teknologi AI, bahkan melampaui AS dalam beberapa aspek. Kedua negara ini bersaing untuk memimpin dunia global dalam inovasi teknologi, yang akan menentukan siapa yang mendominasi ekonomi di masa depan.
Di panggung internasional, geopolitik memainkan peran penting dalam meningkatkan ketegangan. AS, melalui kebijakannya, telah membentuk aliansi NATO, Quad (yang mencakup AS, Jepang, India, dan Australia), serta AUKUS (pakta keamanan trilateral antara AS, Inggris, dan Australia) untuk membendung pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
AS memiliki militer yang besar, namun Tiongkok secara mengejutkannya meningkatkan kemmampuan militernya, termasuk dalam pengembangan teknologi militer seperti kapal perang, pesawat tempur, dan rudal hipersonik. Selain itu, Tiongkok juga secara strategis memperkuat eksistensi nya di Indo-Pasifik melalui pembangunan pangkalan militer di pulau buatan di laut Tiongkok Selatan.
Dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang meningkat pesat serta ekonomi AS yang terus bertahan, dunia menyaksikan perubahan dinamika kekuasaan global yang signifikan. Dunia akan menyaksikan bagaimana Washington dan Beijing menavigasi dunia. Apakah persaingan mereka berlanjut secara agresif atau menemukan cara baru untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah global seperti iklim, ketidakstabilan ekonomi, dan pandemic. Apapun yang terjadi, persaingan ini akan menjadi fokus utama dalam politik global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H