Sedangkan di Era pepo SBY, beberapa kebijakan populer diperkenalkan pada masyarakat. Diantaranya ada Konversi Minyak tanah ke Gas LPG, program Bantuan Langsung Tunai (BLT), Pemberdayaan UKM, hingga yang paling terkenal yaitu pemotongan subsidi BBM yang hasilnya adalah 'BBM naik' dan seringkali diprotes oleh rakyat luas.
Di era Jokowi, tantangan yang datang semakin bermacam-macam. Pada rezim ini, Indonesia secara 'tidak sengaja' menjadi tuan rumah Asian Games yang seharusnya dilaksanakan di Vietnam.
Perhelatan besar yang telah pergi lama dari Indonesia akhirnya kembali lagi, dan warisan Gelora Bung Karno dari Asian Games tahun 1962 kembali dipakai.
Bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games, Indonesia juga sedang mengalami berbagai macam permasalahan yaitu A)isu pembelian mayoritas saham Freeport yang ditargetkan terjadi pada September 2018, B) Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (sempat hampir menyentuh angka IDR 15.000 per 1 USD).
Di sisi lain, berbagai dinamika ini juga berdekatan dengan Pemilu Legislatif dan Presiden serentak yang baru akan terjadi di Indonesia pada tahun 2019.
Beberapa kondisi diatas merupakan ombak yang bertubi-tubi menghantam rezim Jokowi.Â
Pada satu sisi, Asian Games merupakan hal yang membanggakan bagi Indonesia, terlebih dengan berhasilnya Indonesia menjadi tuan rumah.
Akan tetapi Indonesia juga mengucurkan biaya yang luar biasa untuk mendempul berbagai sarana dan pra-sarana untuk Asian Games dan Asian Para Games ditengah kondisi ekonomi Indonesia yang sedang mengalami kesulitan.
Selanjutnya, ada paradoks yang datang berkenaan dengan keinginan pemerintah untuk membeli mayoritas saham Freeport karena rupiah sedang melemah, sehingga sangat beresiko apabila pembelian tersebut dilakukan dalam waktu dekat.
Keunikan lain muncul pada cara rezim Jokowi menanggulangi isu defisit keuangan di BPJS Kesehatan. Â Pemerintah menjawab defisit yang terjadi dengan cara 'memperdayakan' pajak Rokok untuk menutupi defisit itu.
Sebuah fakta yang sangat unik dan bahkan menggelitik bagi sebagian orang, karena Rokok yang merupakan produk berbahaya bagi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk 'kesehatan' masyarakat Indonesia secara luas.