Mohon tunggu...
Hafizh Ardi imawan
Hafizh Ardi imawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia biasa yang mencoba memahami semesta

Selanjutnya

Tutup

Film

Komunikasi Budaya dalam Film de Oost

14 Januari 2024   23:53 Diperbarui: 14 Januari 2024   23:54 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dalam proses transformasi budaya, film merupakan sarana Komunikasi massa yang efektif. Film berposisi sebagai komunikator Untuk membawa pesan-pesan suara dan visual yang telah diciptakan Oleh para pembuat film seperti sutradara, kamerawan, penata suara, Produser dan penulis skenario. 

"De Oost" dari segi komunikasi antar budaya merupakan langkah awal yang esensial dalam mengeksplorasi dimensi-dimensi kompleks yang disajikan oleh karya ini. Film ini, yang mengambil latar belakang pada periode sejarah yang signifikan, memberikan kita kesempatan untuk memahami bagaimana komunikasi antar budaya dipengaruhi oleh konteks waktu dan tempat.Dengan menetapkan kerangka waktu dan tempat film, kita dapat menelusuri peristiwa sejarah yang membentuk landasan cerita.

Sebagai contoh, film "De Oost" yang menyorot masa perang kemerdekaan Indonesia dan interaksi antara Belanda dan Indonesia pada saat itu. Hal ini memberikan panggung bagi pemahaman mendalam tentang bagaimana komunikasi antar budaya berkembang dalam konteks konflik sejarah.Tidak hanya itu, elemen-elemen kultural yang tercermin dalam narasi dan karakter menjadi unsur penting untuk dieksplorasi. Apakah melalui bahasa, tradisi, atau simbol-simbol budaya, film ini dapat menjadi jendela bagi penonton untuk menyelami keberagaman dan kompleksitas budaya yang mungkin kurang dikenal di luar batas-batas geografisnya.

Penting untuk memahami konteks sejarah dan budaya yang disajikan oleh film ini sebagai fondasi untuk menganalisis bagaimana interaksi antar budaya digambarkan.

Dengan demikian, kita dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana film "De Oost" berkontribusi pada pemahaman komunikasi antar budaya dan dampaknya terhadap persepsi global terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia. "Dalam berkomunikasi antarbudaya, kita patut mensyukuri Kebersamaan Dan belajar untuk bersikap toleran terhadap Perbedaan serta mengelola konflik antarbudaya secara Sehat, Hingga belajar menertawakan kelemahan diri sendiri" (Liliweri, 2003:227).

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa media Pada zaman sekarang mengambil andil cukup Luas Dalam kehidupan masyarakat, khususnya Media film.Dalam konteks globalisasi dan pertukaran Informasi yang semakin cepat, pemahaman yang lebih dalam tentang komunikasi antar budaya Melalui medium film dapat memiliki dampak signifikan pada bagaimana suatu budaya Diinterpretasikan dan dipahami oleh masyarakat internasional.

Film ini merepresentasikan pertemuan 2 budaya yang memiliki 2 kebiasaan yang jauh berbeda dalam suatu wadah konflik penjajahan. Dimana, culture shock yang dialami oleh tentara belanda yang tebiasa dengan iklim dan budaya eropa dan dipaksa untuk menyusaikan diri dengan iklim tropis dan budaya timur indonesia.

Dan juga, Budaya nasional Indonesia yang terlihat dalam film "De Oost" yanv melibatkan penggunaan pakaian adat, seperti batik dan kebaya, oleh karakter-karakter dalam beberapa adegan. Selain itu, tradisi musik Indonesia, seperti gamelan, mungkin dihadirkan dalam skor atau adegan tertentu untuk menciptakan nuansa budaya yang khas. Adegan-adegan yang menyoroti nilai-nilai keberanian pejuang Indonesia dan semangat perjuangan mereka juga memberikan gambaran kuat tentang identitas nasional Indonesia.

Pun banyak fenomena komunikasi antar budaya yang unik yang kita dapat saksikan di film ini seperti fenomena languange barrier yang terimplementasi lewat bagaimana sulitnya tentara belanda berkomunikasi dengan penduduk setempat karena perbedaa bahasa yang ada pada keduanya. Juga dapat kita temukan konflik antar budaya yang tergambarkan pada konflik yang muncul akibat perbedaan budaya, seperti dominasi kolonial yang memunculkan ketidaksetaraan kekuasaan antara Belanda dan Indonesia.

"De Oost" menghadirkan suatu narasi yang mendalam dan Kompleks tentang konflik antar budaya selama perang kemerdekaan Indonesia. Melalui Penggambaran perbedaan bahasa, norma sosial, dan nilai budaya, film ini membawa penontonnya ke dalam dunia di mana karakter-karakternya dihadapkan pada tantangan komunikasi yang berat. Penempatan karakter dalam lingkungan yang baru dan interaksi mereka memberikan dimensi emosional yang mendalam, memaksa penonton untuk merenungkan dampak kompleks dari perjumpaan lintas budaya. 

"De Oost" tidak hanya menyajikan cerita perang, tetapi juga mengajak penonton untuk memahami bahwa konflik antar budaya dapat menciptakan kerentanan, dilema etis, dan trauma yang berkepanjangan. Secara keseluruhan, film ini memberikan sudut pandang yang menyeluruh tentang dinamika hubungan antar budaya selama periode sejarah yang sulit, memaksa penonton untuk menggali lebih dalam tentang kompleksitas manusia dan konflik yang melibatkan identitas dan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun