Merokok telah lama dikenal sebagai salah satu penyebab utama berbagai penyakit mematikan, tetapi mengapa kebiasaan ini tetap sulit ditinggalkan, bahkan ketika dampak buruknya begitu jelas? Meskipun kampanye anti-merokok telah dilakukan selama bertahun-tahun, jumlah perokok masih tetap tinggi. Kebiasaan ini tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif tetapi juga merugikan orang di sekitarnya yang terpapar asap rokok secara pasif.Â
Artikel ini akan membahas dampak buruk merokok dari berbagai aspek, mulai dari kesehatan hingga ekonomi, serta upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi prevalensinya.
Bahaya Kesehatan Langsung
Merokok menjadi penyebab utama berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, serta gangguan pernapasan kronis seperti bronkitis dan emfisema. Zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok, seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida, merusak organ-organ tubuh dan mengganggu fungsi normalnya.Â
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat rokok, di mana lebih dari 7 juta di antaranya adalah perokok aktif, sementara sekitar 1,2 juta lainnya adalah perokok pasif. Tak hanya berdampak pada organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru, Bayangkan seseorang yang mulai merokok di usia muda, mereka menempatkan diri pada risiko tinggi mengalami penyakit mematikan di usia produktif, yang seharusnya menjadi masa-masa penuh energi dan produktivitas.
Dampak Pada Perokok Pasif
Yang sering dilupakan oleh perokok adalah dampak yang mereka timbulkan terhadap orang-orang di sekitar mereka. Perokok pasif, terutama anak-anak dan wanita hamil, sangat rentan terhadap bahaya asap rokok. Penelitian Mulyaningsih (2022) menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok lebih sering mengalami masalah pernapasan, infeksi telinga, dan bahkan mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Asap rokok juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan memiliki berat badan rendah, yang nantinya berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.
Selain itu, paparan asap rokok di tempat umum, seperti restoran, angkutan umum, atau area publik lainnya, menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, kebijakan kawasan bebas rokok dan kampanye anti-rokok perlu lebih diperketat untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Dampak Ekonomi
Merokok tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi (Setiarni, 2011). Bagi perokok, biaya yang dikeluarkan untuk membeli rokok secara berkala dapat menguras kantong, terutama bagi mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan pokok atau investasi jangka panjang sering kali habis untuk membeli rokok. Di sisi lain, biaya pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi penyakit akibat merokok juga sangat besar. Hal ini tentu menjadi beban tambahan bagi sistem kesehatan nasional, baik dari segi finansial maupun sumber daya medis.
Upaya Pengendalian Merokok