Mohon tunggu...
Hafiz Farihi
Hafiz Farihi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta. Memiliki passion terhadap dunia pendidikan. Senang melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan organisasi pemuda baik intra maupun ekstra kampus..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Handry Satriago Melawan Kanker

12 September 2012   03:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://i.ytimg.com/vi/NYWyMvN75WQ/0.jpg

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="http://i.ytimg.com/vi/NYWyMvN75WQ/0.jpg"][/caption] Saya bertemu beliau Sabtu 1 September lalu pada perayaan anniversary Akademi Berbagi yang ke-2. Tidak disangka CEO General Electric ini datang dengan kursi roda. Dengan gaya bicaranya yang khas dan sangat menarik bang Handry berbagi inspirasi kepada kami. Seorang peserta acara mengajukan pertanyaan kepada beliau mengenai apa yang membuatnya duduk di kursi roda dan bagaimana ia melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Dengan tenang, Bang Handry menceritakan kisah hidupnya. **** Sejak 17 tahun saya duduk di kursi roda. Waktu itu saya merasakan sakit di pinggang dan ternyata dokter memvonis bahwa itu adalah kanker. Teknologi medis belum maju, kemoterapi belum ada, obat belum ada. Tak lama kemudian kaki saya lumpuh. Dunia menjadi gelap. Saya mengurung diri di kamar. Saya berhenti sekolah. Suatu ketika ayah saya masuk dan berkata. "Nak kamu ingat dulu kita memiliki sebuah mobil kecil yang selalu mogok ketika hujan. Waktu itu kita sekeluarga sedang pergi dan jalanannya menanjak. Pas turun hujan mobil kita langsung mogok. Tidak ada pilihan bagi kita selain mendorongnya. Kalau kita tidak mendorongnya maka kita akan tetap di situ. Bahkan kalau mobil kita mundur, akan lebih sulit lagi untuk mendorongnya naik." "Nak, hidup ini seperti itu. Kamu tidak bisa diam saja mengurung diri di kamar. Kamu harus terus maju. Walaupun jalannya akan sangat pelan dan berat kamu harus terus mendorongnya. Karena tidak mungkin kupu-kupu yang sering kamu tangkap dulu akan datang ke kamarmu. Memintamu untuk menangkapnya. Tidak. Kamu yang harus keluar dan menangkap kupu-kupu itu." Sejak hari itu hidup saya berubah. Saya keluar dari kamar dan berkata kepada ibu. "Bu saya mau sekolah." **** Sungguh sebuah kisah yang luar biasa mengharukan dan menginspirasi. Bang Handry sudah membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak bisa dijadikan alasan untuk mengeluh. Bahkan beliau adalah orang Indonesia pertama yang memimpin General Electric. Kesulitan karena keterbatasan fisik memang sering beliau temui. Namun semangat dan optimisme-lah yang telah mengantarkannya meraih mimpi-mimpi dalam hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun