Mohon tunggu...
Hafizd Rosyaadi
Hafizd Rosyaadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekaten: Harmoni Budaya di Bumi Mataram

10 November 2024   12:30 Diperbarui: 10 November 2024   12:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Gunungan darat saat Garebeg Mulud Yogyakarta (sumber: Kembangraps, Hak Cipta © CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Yogyakarta, kota yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, setiap tahunnya merayakan Sekaten, sebuah perhelatan akbar yang memukau. Lebih dari sekadar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sekaten adalah sebuah perpaduan unik antara ajaran Islam dan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Perpaduan harmonis ini telah terjalin selama berabad-abad dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Yogyakarta.

Akulturasi Islam dan Budaya Jawa

Di balik kemeriahan Sekaten, terdapat sosok sentral yang tak dapat dipisahkan, yaitu Sunan Kalijaga. Salah satu Wali Songo yang dikenal bijaksana, Sunan Kalijaga menyadari pentingnya mengakulturasikan ajaran Islam dengan budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat. Sekaten adalah salah satu hasil dari pemikiran brilian beliau, sebuah upaya untuk menyatukan agama dan budaya dalam satu harmoni yang indah. Dengan pendekatan yang humanis, Sunan Kalijaga berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa tanpa mengesampingkan nilai-nilai budaya yang sudah ada.

Simfoni Budaya yang Memikat Jiwa

Sekaten adalah sebuah perayaan yang kaya akan simbolisme. Alunan gamelan Kyai Sekati dan Kyai Guntur Madu yang mengalun merdu, tarian-tarian klasik Jawa yang anggun, serta prosesi Grebeg Maulud dengan gunungannya yang megah, semuanya menyatu dalam sebuah harmoni yang memukau. Setiap elemen dalam perayaan ini memiliki makna filosofis yang mendalam, menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan dan alam semesta.

Grebeg Maulud, Puncak Perayaan Sekaten

Puncak dari perayaan Sekaten adalah Grebeg Maulud. Prosesi arak-arakan gunungan yang dipenuhi berbagai jenis hasil bumi menjadi momen yang paling dinantikan. Gunungan ini bukan sekadar tumpukan makanan, melainkan simbol keberkahan, kemakmuran, dan persatuan. Prosesi ini juga mengandung makna spiritual yang mendalam, melambangkan perjalanan manusia menuju kesempurnaan.

Nilai-nilai Luhur yang Terkandung dalam Sekaten

Sekaten bukanlah sekadar perayaan keagamaan belaka. Di balik kemeriahannya, tersimpan nilai-nilai luhur seperti toleransi, gotong royong, pelestarian budaya, kesederhanaan, dan kerukunan. Nilai-nilai inilah yang menjadi pondasi kuat bagi masyarakat Yogyakarta dalam menjaga harmoni dan persatuan.

Tantangan dan Upaya Pelestarian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun