Sebenarnya saya sedang kebingungan. Kenapa posisi Wakil Gubernur di DKI Jakarta bisa kosong seperti ini. Terhitung sejak kemunduran Sandiaga Uno dari kursi wagub, 27 Agustus 2018, karena memilih untuk melompat menjadi Calon Wakil Presiden di pemilihan umum tahun 2019. Maka sudah terhitung 7 bulan, DKI Jakarta tidak memiliki Wakil Gubernur. Sudah setengah tahun.
Melihat dari pemberitaan, ada permasalahan dengan 'tunjuk-tunjukan' antar partai, Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memilih atau menunjuk seseorang untuk menempati kursi wagub. Hingga akhirnya diberitakan, akan ditunjuk dua orang dari PKS, yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Setelah menemukan titik terang karena sudah ada nama untuk cawagub pengganti Sandiaga, tetiba saja FBR menyuarakan penolakan atas calon wakil gubernur yang telah diusung. Dengan alasan FBR tidak begitu mengenali kedua orang tersebut. Secara spesifik, FBR ingin wagub DKI adalah orang yang ingin ambil adil untuk memajukan kebudayaan betawi. Sesuai Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang pelestarian kebudayaan betawi.
Menurut PKS, dengan kemunduran Sandiaga, maka kursi tersebut menjadi hak mereka untuk mendudukinya. Lalu dari sekian banyak orang PKS yang dibanggakan, kenapa bisa begitu lama untuk memilih? Apa sebenarnya yang menjadi kesulitan bagi kedua partai ini untuk menunjuk kadernya menduduki kursi DKI-2?
Memang benar Anies Baswedan tetap dapat menjalani tugasnya sebagai gubernur. Namun jika ada kesalahan terjadi, apa boleh Anies beralasan bahwa kesalahan terjadi karena dia kerja sendiri? Kemudian warga harus memakluminya. Maka wajar saja jika ada tugas yang tidak terealisasi dengan sempurna untuk Jakarta.
Sebenarnya saya juga tidak peduli dengan Anies yang kerja sendiri dan kursi wagub yang kosong. Saya hanya bingung dan saya menjadi berprasangka buruk, apakah ini menjadi celah jika pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02 tidak terpilih maka Sandiaga akan kembali ke kursinya? Siapa yang tahu? Gerindra dan PKS.
Semoga permasalahan kursi kosong ini cepat terisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H