DBD) di beberapa daerah. Misalnya, di Garut, berdasarkan informasi dari Info Garut, sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat DBD, dan angka kasus DBD sejak Januari hingga November sebanyak 2.967. Ini bukan soal angka, tetapi mencerminkan sebuah ancaman terhadap kesehatan.
Memasuki musim hujan Kembali tiba, yang di mana bersamaan dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (Mengapa bisa terjadi?
Perubahan pola cuaca bisa menjadi faktor utama meningkatnya kasus DBD, sehingga menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. DBD ini disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain faktor cuaca, kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan, seperti air yang tergenang dalam selokan, ban bekas, atau tempat yang selalu dijadikan bersarang nyamuk.
Tidak hanya itu, padatnya pemukiman penduduk menjadi satu penyebab nyamuk semakin cepat dan terjadinya penularan DBD, sehingga wabah lokal dalam lingkungan masyarakat tersebut terjadi.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Seringkali, masyarakat hanya menggunakan fogging untuk mengatasi nyamuk penyebab DBD. Namun, fogging hanya efektif untuk waktu yang singkat dan tidak mengatasi akar masalah. Perubahan perilaku masyarakat dan partisipasi aktif petugas kesehatan dapat mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Untuk benar-benar menekan angka kasus, langkah pencegahan yang lebih komprehensif diperlukan.
Berikut adalah beberapa tindakan dasar yang dapat Anda lakukan:
Metode 3M
Menguras: Membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, atau toren secara rutin.
Menutup: Menutup rapat tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
Mengubur: Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng, ban bekas, atau botol plastik.