Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍 "Dunia terlalu indah untuk dilewatkan tanpa sebuah cerita visual. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah dibalik kaca

29 November 2024   16:42 Diperbarui: 29 November 2024   16:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hadapan kaca, aku berdiri,  

menatap bayang yang tak pernah lari.  

Wajah itu, akukah dia?  

Atau sekadar ilusi dari realita?  

Kaca membisu, tapi tak berbohong,  

memantulkan luka yang terlalu kosong.  

Tiap retak, tiap garis halus,  

adalah waktu yang diam namun terus menggerus.  

Ada kenangan tersimpan di sana,  

tawa yang pudar, air mata yang membekas.  

Kaca menjadi saksi tanpa bicara,  

segala cerita yang tak ingin diulas.  

Aku bertanya pada pantulan,  

"Akankah kau tetap menjadi aku?  

Ketika mimpi terkubur oleh kenyataan,  

dan jiwa lelah melawan waktu?"  

Kaca tak menjawab, hanya mengulang,  

memperlihatkan aku yang diam memandang.  

Namun di balik itu, aku sadar,  

kaca hanyalah cermin---aku yang menentukan arah.  

Maka hari ini, kubersihkan debu di permukaannya,  

seperti membersihkan hati dari beban lama.  

Kaca dan aku, kita sama,  

melihat, merefleksikan, dan mencari makna.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun