Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍 "Dunia terlalu indah untuk dilewatkan tanpa sebuah cerita visual. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Martabak di Tengah Hujan

9 November 2024   17:11 Diperbarui: 9 November 2024   18:30 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik hujan membasahi malam,  

derasnya jatuh di jalanan kelam,  

di ujung gang, terang remang,  

kios martabak berdiri tenang.  

Aroma manis, harum menguar,  

dari loyang panas yang bergetar,  

adonan mengembang, cokelat tersebar,  

keju berlimpah, rasa pun menyebar.  

Di bawah payung, aku berdiri,  

mengamati bulir hujan jatuh bersemi,  

menanti martabak matang sempurna,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun