"Baiklah," ujar Maya, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Tunjukkan padaku kodenya."
Bima mengeluarkan laptopnya dan membuka file yang berisi data-data yang mereka temukan di komputer sekolah. Di sana, di tengah-tengah teks yang tampaknya biasa saja, terdapat deretan huruf dan angka yang aneh, tampak seperti kombinasi yang tidak beraturan.
"Aku sudah mencoba semua teknik yang aku tahu, tapi aku masih belum bisa memecahkannya," kata Bima.
Maya memeriksa deretan kode itu dengan cermat. Ada pola tertentu dalam susunan angka-angka itu, tapi tidak mudah untuk dipahami hanya dengan sekali pandang.
"Aku butuh waktu untuk ini," ujar Maya akhirnya. "Ini bukan kode biasa. Mungkin ini menggunakan enkripsi yang lebih canggih."
Bima mengangguk. "Ambil waktumu. Tapi ingat, kita harus berhati-hati. Tidak ada yang boleh tahu apa yang sedang kita lakukan."
Maya mengerti kekhawatiran Bima. Konspirasi ini bisa melibatkan siapa saja, bahkan orang-orang yang mereka anggap sebagai teman. Setiap langkah yang mereka ambil harus penuh kehati-hatian.
***
Malam itu, Maya kembali ke rumah dengan perasaan cemas. Kode yang ditemukan Bima benar-benar mengganggunya. Ia merasa ada sesuatu yang sangat besar yang sedang terjadi, dan mereka hanya menyentuh permukaannya. Namun, satu hal yang pasti, Maya harus memecahkan kode itu jika mereka ingin mengetahui kebenaran.
Selama beberapa jam berikutnya, Maya terus bekerja keras memecahkan kode tersebut. Ia mencoba berbagai metode, dari enkripsi standar hingga teknik pemecahan sandi yang lebih rumit. Akhirnya, setelah beberapa jam bekerja tanpa henti, sebuah pola mulai muncul.
"Ini dia," gumam Maya, matanya terbelalak.