Karya : de
Saat pagi menyingsing di ufuk timur,
Langit membentang kanvas biru nan luhur.
Setiap tetes embun yang jatuh perlahan,
Menjadi tinta bagi puisi alam semesta.
Dalam setiap tetes, ada cerita terurai,
Tentang cinta, harapan, dan asa yang tak pernah usai.
Langit menulis dengan gemericik hujan,
Mengisahkan rindu yang datang tanpa undangan.
Awan kelabu menjadi bait-bait syahdu,
Petir menyambar, serasa kalimat pilu.