Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but busy 🤍

Imajinasi yang terus berkembang luas hingga menjadi lautan lepas

Selanjutnya

Tutup

Horor

Dia yang Tak Kasat Mata

2 Agustus 2024   07:05 Diperbarui: 2 Agustus 2024   07:06 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Malam itu, hujan turun deras menghantam genting rumah tua milik keluarga Andini. Angin bertiup kencang, membuat dedaunan dan ranting pohon berderak seperti rintihan makhluk malam. Andini, seorang gadis remaja berusia tujuh belas tahun, duduk sendirian di kamar sambil membaca buku. Ayah dan ibunya sedang keluar kota, meninggalkannya dengan dua pembantu rumah tangga yang sudah tidur sejak pukul sepuluh malam.

Suara petir yang menggelegar membuat Andini terlonjak. Lampu tiba-tiba padam, menyisakan kegelapan total. Dengan tergesa-gesa, Andini meraih senter yang selalu ia simpan di meja sebelah tempat tidurnya. Cahaya senter menyorot ke segala arah, menyingkap bayangan-bayangan yang menari-nari di dinding.

Andini merasa ada sesuatu yang aneh. Udara di dalam kamarnya terasa lebih dingin dari biasanya. Dengan jantung berdebar, ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari lilin di dapur. Langkahnya pelan, berusaha tidak menimbulkan suara. Namun, setiap langkahnya terasa berat, seolah ada mata yang mengawasi.

Saat mencapai dapur, Andini segera menyalakan lilin dan meletakkannya di atas meja. Cahaya lilin yang redup menambah suasana mencekam. Tiba-tiba, ia mendengar suara bisikan halus di belakangnya. Andini berbalik, tapi tidak ada siapa-siapa. Hanya ada dapur yang kosong dan gelap.

Andini mencoba menenangkan dirinya. "Mungkin hanya imajinasiku," pikirnya. Tapi saat ia kembali ke kamarnya, suara itu terdengar lagi. Kali ini lebih jelas, seakan-akan ada seseorang yang berbicara langsung di telinganya. 

"Andini... Andini..."

Andini merinding. Ia mempercepat langkahnya, berusaha mencapai kamarnya secepat mungkin. Saat ia membuka pintu kamar, ia terkejut melihat bayangan hitam berdiri di sudut ruangan. Sosok itu tinggi, dengan mata merah menyala yang menatapnya tajam. Andini merasa tubuhnya kaku, tidak bisa bergerak.

"Siapa kamu?" tanyanya dengan suara bergetar.

Bayangan itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia bergerak mendekat. Setiap langkah yang diambilnya membuat lantai kayu berderak. Andini berusaha berteriak, namun suaranya tidak keluar. Ia hanya bisa berdiri diam, terpaku pada sosok yang kini berada di depannya.

Tiba-tiba, sosok itu lenyap. Andini merasa tubuhnya lemas, kakinya hampir tidak bisa menopang berat badannya. Ia terduduk di lantai, napasnya tersengal-sengal. Tapi sebelum ia bisa menenangkan diri, suara bisikan itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat dan lebih jelas.

"Kamu tidak sendiri, Andini... Aku selalu di sini..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun