Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍, berimajinasi lah hingga imajinasi mu berkembang menjadi lautan lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alam Bernafas

14 Juli 2024   13:53 Diperbarui: 14 Juli 2024   13:55 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Dalam senyapnya pagi yang tenang,
Ketika embun menyelimuti dedaunan,
Alam bernafas perlahan-lahan,
Menyanyikan lagu damai tanpa suara.

Di bawah sinar mentari yang lembut,
Pepohonan menari dalam irama angin,
Daun-daun berbisik dalam bahasa alam,
Mengalirkan kehidupan, menyuburkan harapan.

Sungai berkelok dalam gemericik jernih,
Menuntun arus cerita dari hulu ke muara,
Setiap tetes air adalah nyawa,
Membawa pesan cinta dari alam raya.

Langit biru memeluk cakrawala,
Dengan awan putih yang melukis kisah,
Burung-burung terbang, melintas batas,
Menghiasi kanvas dunia yang luas.

Gunung menjulang dengan megahnya,
Sebagai saksi waktu yang tak pernah lelah,
Di puncaknya, alam menarik nafas,
Menyatu dengan semesta dalam hening yang suci.

Alam bernafas dalam tiap hembusan,
Menghidupkan jiwa yang hampir lupa,
Mengajarkan arti cinta yang sejati,
Dalam kesederhanaan, kita menemukan makna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun