Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but busy 🤍

Di buat dengan pikiran, kemudian dikembangkan dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Hidup di Dunia Fatamorgana

3 Juli 2024   03:42 Diperbarui: 4 Juli 2024   18:02 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Siluet malam, perkotaan. (Sumber: Pixabay/Vlad Vasnetsov)

Di bawah langit biru yang memesona,
Kita melangkah di dunia fatamorgana,
Mengejar bayang-bayang yang tak nyata,
Dalam ilusi, kita terperangkap tanpa sengaja.

Lautan harapan, padang pasir mimpi,
Seakan dekat, namun selalu lari,
Kita berjalan, terus mencari,
Makna hidup yang tersembunyi.

Dalam gemerlap kota dan cahaya,
Hati sering terjebak dalam asa,
Segala kemewahan dan fana,
Hanya sementara, cepat berlalu tanpa terasa.

Rupanya, kebahagiaan sejati bukan di sana,
Bukan pada harta atau tahta,
Tapi di dalam hati yang damai,
Dan cinta yang tulus tanpa pamrih.

Dunia ini hanyalah persinggahan,
Fatamorgana yang memukau pandangan,
Jangan sampai terjebak dalam tipu daya,
Hidup kita lebih berharga dari sekadar khayalan.

Mari temukan cahaya dalam kegelapan,
Jangan biarkan jiwa terperosok dalam kesenangan semu,
Di balik fatamorgana yang menipu,
Ada kehidupan sejati yang menunggu.

Berjalanlah dengan bijak dan waspada,
Di dunia fatamorgana yang penuh goda,
Temukan makna hidup yang hakiki,
Dan jalani dengan hati yang suci.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun