Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hubungan Abadi antara Manusia dan Batu

19 November 2019   20:43 Diperbarui: 19 November 2019   21:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat batu prasejarah (ilustrasi). Sumber: jogja.tribunnews.com

Ketika batu telah menjadi perhiasan ianya juga dapat menjadi penanda status sosial, karena sudah dipandang sebagai barang berharga.

Teknologi yang semakin maju dan kemampuan berpikir yang berkembang, telah menjadikan manusia beralih kepada penggunaan logam sebagai alat untuk bercocok tanam dan berburu. Namun, tidak serta merta batu ditinggalkan begitu saja. 

Di zaman perunggu-besi, batu telah mengalami perkembangan nilai dan fungsi. Mereka tidak hanya menyandang fungsi profan tetapi juga bernilai sakral.

Batu yang memiliki kesan kokoh, dan materi dapat bertahan selama ribuan telah dianggap oleh manusia memiliki kekuatansupernatural. Oleh sebab itu, tugu-tugu batu didirikan sebagai media untuk memperoleh dan terhubung dengan kekuatan supernatural itu. Mereka juga didirikan sebagai media untuk mengagungkan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai pelindung. 

Kemampuan manusia dalam menggunakan alat besi, mendorong mereka menambahkan unsur estetis pada batu yang disakralkan. Berbagai macam simbol yang terkait dengan unsur-unsur spiritual dan leluhur mereka dipahatkan di permukaan batu. Biasanya berupa tanda-tanda geometris. simbol-simbol binatang yang dianggap sebagai totem dan lain sebagainya. 

arca batu di Lore Lindu, Poso. Sumber. Sacredsites.com
arca batu di Lore Lindu, Poso. Sumber. Sacredsites.com

Tidak sampai di situ, pada perkembangan selanjutnya, manusiakemudian membentuk berbagai arca dan patung dari batu serta menjadikannya sebagai bahan untuk mendirikan bangunan-bangunan suci. 

Misalnya saja, piramida Giza di Mesir, tersusun atas sekitar 2 juta 300 ribu blok batu kapur, Candi Borobudur tersusun atas sekitar 2 juta blok batu andesit.

Dalam tradisi Islam, batupun dimanfaatkan sebagai penanda kuburan dari bentuk yang sederhana hingga nisan-nisan yang sangat Indah. Nisan Aceh misalnya, memiliki hiasan bernilai seni tinggi serta diukir dengan kaligrafi arab yang sangat halus pengerjaannya. Di segi arsitektur, batuan-batuan marmer/pualamdi jadikan sebagai bahan pada banguan Taj Mahal di India.

nisan era kerajaan Lamuri di Aceh. Sumber: steemit.com
nisan era kerajaan Lamuri di Aceh. Sumber: steemit.com

Penggunaan batu sebagai material bangunan terus berlanjut hingga era modern. Dulu, manusia menggunakan batuan yang diproses secara manual dengan penggunaan yang terbatas, hanya untuk bangunan suci dan rumah-rumah para elit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun