Scene film ini di mulai dari adegan perburuan. Tampak sekelompok pria paruh baya menelungkup di atas rumput dengan senjata tombak di sebelah mereka. Di sela-sela mereka ada seorang pemuda dengan raut wajah penuh keraguan.Â
Tiba-tiba seorang pemimpin mereka memberikan kode untuk menyerang. Mereka sontak melempar tombak ke arah kawanan bison. Lemparan tombak tersebut membuat kawanan bison tersentak kaget, mereka berlarian ke arah berlawanan untuk menghindari para pemburu. Namun mereka terjebak, banyak dari bison itu berjatuhan ke dalam jurang yang berada dalam arah tersebut.Â
Ya, begitulah salah satu adegan apik mengenai strategi perburuan di masa prasejarah. Mereka menggunakan strategi menjebak target buruan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh lebih banyak.Â
Adegan perburuan tersebut berlanjut. Tampak seekor bison berlari kencang ke arah pemburu, ia menargetkan seorang pemuda dengan raut wajah yang ragu tadi. Tanduknya yang runcing diayunkan ke arah sang pemuda.Â
Pemuda tersebut menghindar, namun naas ujung tanduk bison mengenai kerah bajunya. Pemuda itu tersangkut di tanduk bison yang kemudian berlari ke arah jurang.Â
Saat tepat di sisi jurang, bison itu terkena lemparan tombak ketua kelompok pemburu. Meskipun bison itu terbunuh, namun sang pemuda tidak tertolong, ia terjatuh ke dalam jurang. Ia sempat memegang tebing jurang, namun ia tak mampu menahan beban tubuhnya, ia kembali jatuh ke dasar jurang yang lebih dalam.
Itulah sedikit adegan pembuka dari film Alpha. Film yang dirilis tahun 2018 kemarin ini, mengambil latar belakang Eropa pada masa Prasejarah, tepatnya 20000 tahun yang lalu. Kelompok pemburu itu ialah manusia Cro-Magnon yaitu manusia modern awal yang memasuki wilayah Eropa.Â
Mereka diduga datang dari wilayah Timur Tengah dan kemudianmenggantikan manusia Neanderthal yang telah lama menghuni daratan Eropa. Manusia Cro-Magnon hidup sebagai pemburu dan peramu. Mereka menggunakan teknologi yang lebih maju seperti mata tombak dan mata panah.Â
Senjata mereka masih terbuat dari batu, namun bentuknya lebih indah dan estetis. Sisinya dibuat setajam mungkin agar dapat menembus dan memotong daging. Adegan pembuatan alat batu tersebut terlihat jelas dalam beberapa scene film ini.
Film ini sesungguhnya bukan hanya menghadirkan suasana kehidupan prasejarah semata. Tetapi juga mengandung cerita yang mengesankan dan mengharukan.Â
Pemuda yang terjatuh ke jurang tadi bernama Keda. Ia adalah anak dari ketua suku yang berburu tersebut. Saat perburuan pertamanya, ia justru mengalami nasib buruk. Ia terjatuh ke jurang dan disangka telah mati oleh kelompoknya.Â