Akhirnya dunia perpolitikan Indonesia kembali memanas menjelang Pilpres 2019 mendatang dan tiap bulan tampaknya semakin naik saja temperaturnya. Di beranda akun media sosial saya, masalah politik dan pilpres menghiasi lini masa tiap hari.
Begitu pula di kompasiana ini, artikel  bertopik tentang paslon  pilpres 2019 selalu menjadi headline bahkan meraih rating terpopuler. Tentu saja hal ini menarik perhatian orang untuk membacanya meskipun mereka awalnya tidak berniat.
Apalagi judul artikel media-online yang dikemas dengan begitu menarik. Misalnya diberi judul "Prabowo kalah, Indonesia Punah", (lihat di sini) atau tentang Jokowi yang memberikan solusi mengganti sawit dengan jengkol dan petai ketika berkunjung ke Jambi (lihat di sini). Hal inilah yang membuat saya semakin "greget" untuk menulis topik terkait dunia politik Indonesia saat ini, Â setelah sekian lama tidak pernah menyinggungnya lagi.
Dengan penuh "unsur subjektivitas", kali ini saya mau mengulas pidato Prabowo mengenai  "kepunahan Indonesia". Tentu saja kapasitas saya di sini bukan sebagai pengamat perpolitikan atau ahli bahasa, hanya sebagai rakyat kecil biasa yang kebetulan berwarga negara Indonesia. Jadi, pandangan saya ini merupakan pandangan rakyat biasa.Â
Beranjak dari rasa penasaran saya, apakah benar Prabowo menyatakan Indonesia punah jika ia kalah? Maka saya mencari teks lengkap pidato Prabowo dan ternyata telah dimuat di dalam media Tempo 18 Desember kemarin (lihat di sini).Â
Pidatonya cukup panjang memang jika dituangkan dalam bentuk teks, tetapi ada poin-poin penting yang menyangkut pernyataannya tentang Indonesia Punah seperti yang saya kutip di bawah ini:
"...Jadi saudara, sudah dikatakan, kita merasakan getaran rakyat, kita merasakan rakyat ingin perubahan, rakyat ingin perbaikan, rakyat ingin pemerintah yang bersih dan tidak korupsi. Betul? (Betul). Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah. Karena elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menjalankan amanah dari rakyat Indonesia. Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, susah terlalu lama mereka memberi arah keliru. Sistem yang salah. Dan saya katakan, bahwa sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah. Indonesia semakin miskin, dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah...".Â
Begitulah bunyi penggalan pidato Prabowo dilanjutkan dengan narasi perbandingan kondisi perekonomian rakyat Indonesia dengan beberapa negara lain di dunia.
Sontak saja, pidato Prabowo ini mengundang banyak kontra bahkan sekelas Menkopolhukam Wiranto mengajak taruhan rumah tentang kepunahan Indonesia.Â
Pikir saya, ini hanyalah  "senjata baru" yang digunakan untuk menjatuhkan lawan sebagaimana gaya lama yang  sering dimainkan oleh kedua pendukung paslon.Â
Namun, apakah pernyataan Prabowo ini benar atau keliru?Â