Kata "Kerinci" memanglah tidak asing lagi di kalangan para pendaki. Hal ini karena di wilayah berdiri gunung berapi tertinggi di Indonesia yakni Gunung Kerinci.  Gunung setinggi 3805 mdpl  ini, menawarkan banyak hal yang eksotis bagi para pendakinya. Â
Namun Kerinci tidak hanya tentang wisata Gunung Kerinci semata. Di sini terdapat banyak tempat wisata nan eksotis dan menawarkan pengalaman yang menarik.  Culture dan nature, wisata alam dan budaya menyatu di dalam lanskap Lembah Kerinci di Dataran Tinggi Jambi.
Di mana sih Lembah Kerinci itu? Lembah Kerinci berjarak sekitar 420 km dari Kota Jambi atau sekitar 267 km dari Kota Padang. Cukup jauh sih dari pusat-pusat kota, tapi saya yakin anda tidak akan menyesal  berwisata ke sini. Secara geografis, Lembah Kerinci dikelilingi oleh perbukitan barisan di sisi kiri dan kanan. Di sisi paling Utara menjulang tinggi Gunung Kerinci, sementara di sisi Selatan terdapat Gunung Raya.Â
Lembah Kerinci dibelah oleh Sungai Batangmerao. Sungai ini mengalir dari Barat laut ke arah Tenggara dan bermuara ke Danau Kerinci. Di sepanjang lembah, terdapat kampung-kampung adat dan persawahan. Para geograp menganalogikan Kerinci, seperti "mangkok raksasa" di tengah-tengah Pulau Sumatra.
Bagi seorang  "arkeolog" seperti saya, menjelajahi Lembah Kerinci tidak saja menawarkan 'sensasi' sebagai seorang wisatawan, tetapi juga seperti sedang 'neliti'. Hal ini karena saya kerapkali menemukan hal-hal yang unik ketika mengeksplorasi  tempat wisata di wilayah ini.Â
1. Perkebunan Teh Peninggalan Zaman Kolonial
Perkebunan teh ini terletak di Kecamatan Kayu Aro  tepat di bawah kaki Gunung Kerinci.  Perkebunan teh Kayu Aro terletak pada ketinggian 1.400-1.600 meter dpl dengan total luas 2.474.69 Ha yang menjadikan perkebunan Teh Kayu Aro menjadi yang terluas di dunia.Â
Menurut sejarahnya, perkebunan teh ini pertama kali dibuka oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1928 M. Perkebunan teh kayu aro menghasilkan teh dengan kualitas salah satu yang terbaik di dunia sehingga menjadi komoditas ekspor. Katanya lagi, teh kayu Aro sangat disukai oleh para Bangsawan Eropa termasuk Ratu Inggris dan Belanda.
Di sekitar Desa Bedeng VIII terdapat deretan rumah petak dari kayu yang dulunya merupakan rumah bagi buruh perkebunan teh. Umumnya, mereka berasal dari Pulau Jawa. Rumah-rumah tersebut dibangun dengan gabungan arsitektur tradisional melayu dan Belanda. Selain itu, anda dapat mengunjungi pabrik teh, namun tidak semua orang diizinkan masuk ke dalam pabriknya.
2. Menyaksikan menhir-menhir berdarah