Mohon tunggu...
Hafif Salam
Hafif Salam Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN yang mencoba untuk menulis, menulis dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kita harus Hadir Agar Ancaman Nuklir Bisa Clear

9 September 2024   10:09 Diperbarui: 9 September 2024   10:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Credit : @kemlu_ri

Pengembangan senjata nuklir di Korea Utara terus meningkat, eskalasi ketegangan di kawasan Asia Timur sangat memprihatinkan, terutama di negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara ini merasa terancam dengan kemampuan Korea Utara yang tiba-tiba bisa saja meluncurkan rudal berhulu ledak nuklirnya. Ancaman ini tentu mendorong Korea Selatan dan Jepang memperkuat aliansi militer dan meningkatkan kemampuan pertahanan militer mereka dengan Amerika Serikat .

Program senjata nuklir Korea Utara dapat memicu perlombaan senjata di wilayah tersebut. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang merasa perlu memperkuat kapasitas militer mereka, bahkan mempertimbangkan untuk mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri. Hal ini dapat mengarah pada ketidakstabilan dan mengurangi peluang perdamaian di kawasan tersebut. Ketegangan nuklir di Semenanjung Korea tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga pada ekonomi global. Asia Timur merupakan pusat ekonomi global dan setiap ketegangan yang meningkat di wilayah ini dapat mengganggu rantai pasok pasar global, perdagangan, dan investasi.

Ancaman nuklir di Semenanjung Korea merupakan salah satu isu global yang sangat serius dan memiliki dampak luas terhadap perdamaian dunia. Korea Utara yang program nuklirnya semakin berkembang, telah menciptakan ketegangan tidak hanya di kawasan Asia Timur, tetapi juga di seluruh dunia. Kita sebagai negara yang mempunyai posisi strategis di Asia Tenggara dan anggota aktif dalam berbagai forum-forum internasional, tentu memiliki peran penting dalam menanggapi ancaman nuklir di Semenanjung Korea. Terus dimana peran kita sebagai negara yang berdaulat dan cinta perdamaian? Beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk meredakan ketegangan ini yakni:

Kita sebagai negara anggota aktif dari berbagai organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok (GNB), dan ASEAN. Melalui keikusertaan kita di forum-forum tersebut, untuk selalu menyerukan pentingnya denuklirisasi global dan penghormatan terhadap perdamaian dunia.

Kita harus konsisten mendukung upaya menegakkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) serta menyerukan agar semua negara mematuhi aturan tersebut. Sebagai contohnya, dalam berbagai pertemuan di Dewan Keamanan PBB, kita selalu menekankan pentingnya penyelesaian secara diplomatik atas isu nuklir di Semenanjung Korea, dengan mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengutamakan dialog

Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, kita juga dapat mendorong kawasan Asia Tenggara untuk tetap menjadi zona bebas nuklir melalui Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ), yang ditandatangani pada tahun 1995. Dengan adanya perjanjian SEANWFZ ini, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk tidak mengembangkan atau menyebarkan senjata nuklir, dan hal ini dapat memberikan contoh positif bagi Korea Utara dan negara-negara yang terlibat. Kita harus mendorong ASEAN untuk memainkan peran lebih besar dalam menjaga stabilitas regional dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah Semenanjung Korea melalui diplomasi yang inklusif dan damai.

Kita memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan kedua negara (Korea Utara dan Korea Selatan), dengan posisi netral ini memungkinkan kita untuk berperan sebagai mediator yang berpotensi untuk menjembatani dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam ketegangan di Semenanjung Korea. Kita bersedia untuk memfasilitasi pertemuan antar-kedua pihak dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdamaian. Sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri "bebas aktif", kita terus mendorong penyelesaian konflik melalui dialog dan negosiasi damai, bukan dengan konfrontasi militer.

Selanjutnya kita sebagai salah satu pemimpin di Gerakan Non-Blok, terus mengedepankan pandangan bahwa perdamaian dan keamanan dunia hanya bisa tercapai dengan menghilangkan senjata nuklir. Kita dapat menggunakan Gerakan Non-Blok untuk mengkritik perlombaan senjata dan menekankan bahwa penggunaan senjata nuklir bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui Gerakan Non-Blok, kita harus mendorong dialog antar negara-negara berkembang yang mungkin memiliki pengaruh terhadap Korea Utara, seperti Tiongkok dan Rusia, agar mendorong denuklirisasi di kawasan tersebut.

Kita harus mengkampanyekan perdamaian dunia dan mematuhi prinsip-prinsip yang tercantum dalam Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 serta menyerukan partisipasi aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Oleh karena itu, kita secara aktif mendukung setiap upaya perdamaian di Semenanjung Korea, baik melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun forum internasional lainnya.

Selain peran diplomatik, kita harus terus menyuarakan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Korea Utara sehingga mengakibat pada sanksi ekonomi dan isolasi dari dunia internasional, sanksi ekonomi dan isolasi ini berdampak terhadap rakyat Korea Utara. Rakyat Korea Utara dihadapkan pada kemiskinan dan kekurangan bahan pangan. Upaya kita tetap melakukan pendekatan yang berimbang antara sanksi dengan bantuan kemanusiaan, dengan harapan dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan kondisi yang lebih stabil di kawasan tersebut.

Peran kita dalam menghadapi ancaman nuklir di Semenanjung Korea lebih banyak berada di jalur diplomasi dan advokasi perdamaian. Melalui pendekatan dialog yang inklusif dan komitmen terhadap perdamaian, serta keterlibatan aktif dalam forum-forum internasional, kita terus berupaya unyuk berkontribusi pada penyelesaian masalah nuklir di Semenanjung Korea dan menjaga stabilitas global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun