Mohon tunggu...
hafidz ramadhan
hafidz ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Hidup Sehat di Kalangan Mahasiswa

16 Oktober 2024   09:26 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Literasi hidup sehat di kalangan mahasiswa adalah topik yang penting dan relevan dalam menjaga kesehatan fisik serta mental pada masa transisi dari remaja menuju dewasa (Syafril, 2019). Selama masa perkuliahan, mahasiswa dihadapkan pada banyak perubahan, seperti meningkatnya kebebasan dalam mengatur waktu, tekanan akademis, dan kebiasaan makan yang sering kali tidak teratur (Nurrahman & Setiawan, 2020). Kurangnya perhatian terhadap literasi kesehatan dapat menyebabkan mahasiswa rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan, gangguan mental, dan pola makan yang buruk (Syafril, 2019).

Literasi hidup sehat mengacu pada kemampuan seseorang untuk memperoleh, memahami, dan menggunakan informasi kesehatan dalam mengambil keputusan yang tepat terkait dengan kesehatan mereka (World Health Organization, 2016). Menurut WHO (2016), literasi kesehatan menjadi salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Literasi kesehatan tidak hanya tentang memahami informasi kesehatan, tetapi juga bagaimana informasi tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah penyakit dan mempromosikan gaya hidup sehat (Notoatmodjo, 2018). Dalam konteks mahasiswa, literasi hidup sehat mencakup pemahaman tentang pentingnya pola makan sehat, aktivitas fisik yang teratur, manajemen stres, dan perawatan kesehatan mental (Nurrahman & Setiawan, 2020).

Mahasiswa sering kali mengabaikan kesehatan mereka karena berbagai alasan, salah satunya adalah tuntutan akademik yang tinggi (Syafril, 2019). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki literasi kesehatan yang rendah, terutama dalam hal manajemen stres dan pola makan yang sehat (Nurrahman & Setiawan, 2020). Misalnya, mereka cenderung kurang memperhatikan kebutuhan akan nutrisi yang seimbang, sering mengonsumsi makanan cepat saji, dan kurang berolahraga (Syafril, 2019). Penelitian lain menemukan bahwa literasi kesehatan yang rendah di kalangan mahasiswa juga berpengaruh pada kualitas tidur mereka, di mana banyak dari mereka yang mengalami gangguan tidur karena stres akademis dan kebiasaan tidur yang tidak teratur (Sujono, 2020). Kurangnya literasi hidup sehat ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mahasiswa, serta menurunkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan (World Health Organization, 2016).

Literasi hidup sehat sangat penting bagi mahasiswa, mengingat masa perkuliahan merupakan masa kritis dalam pembentukan kebiasaan hidup jangka panjang (Syafril, 2019). Mahasiswa yang memiliki literasi kesehatan yang baik lebih mampu untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik, mental, dan sosial mereka (Nurrahman & Setiawan, 2020). Pengetahuan tentang gizi yang seimbang, misalnya, akan membantu mereka dalam memilih makanan yang mendukung kesehatan tubuh dan pikiran, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi serta prestasi akademik (Notoatmodjo, 2018). Selain itu, literasi tentang pentingnya aktivitas fisik membantu mahasiswa menghindari gaya hidup sedentari, yang dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya di masa depan (Syafril, 2019).

Beberapa faktor yang dapat menghambat peningkatan literasi hidup sehat di kalangan mahasiswa, salah satunya adalah minimnya akses terhadap informasi kesehatan yang kredibel (Syafril, 2019). Mahasiswa sering kali mendapatkan informasi kesehatan dari media sosial atau sumber yang kurang valid, sehingga menyebabkan kesalahpahaman tentang apa yang benar-benar diperlukan untuk menjaga kesehatan (Nurrahman & Setiawan, 2020). Faktor lain adalah kurangnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan jangka panjang (Sujono, 2020). Sebagian mahasiswa mungkin merasa bahwa mereka masih muda dan sehat, sehingga tidak memprioritaskan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari (Syafril, 2019).

Namun, ada beberapa faktor pendukung yang dapat meningkatkan literasi hidup sehat di kalangan mahasiswa. Salah satunya adalah kemajuan teknologi yang memungkinkan akses mudah terhadap informasi kesehatan melalui aplikasi dan website yang kredibel (Notoatmodjo, 2018). Selain itu, program-program kesehatan yang diselenggarakan oleh kampus, seperti seminar kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan kampanye gaya hidup sehat, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya literasi hidup sehat (Nurrahman & Setiawan, 2020).

Kampus memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi hidup sehat di kalangan mahasiswa (Sujono, 2020). Program kesehatan kampus yang terintegrasi dengan kegiatan akademik dapat membantu mahasiswa lebih mudah mengakses informasi kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka (Notoatmodjo, 2018). Beberapa kampus sudah mulai menyediakan fasilitas olahraga yang memadai, ruang konsultasi kesehatan mental, serta program pendidikan kesehatan yang interaktif (Nurrahman & Setiawan, 2020). Ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung mahasiswa untuk hidup sehat dan mencapai potensi akademis serta personal mereka yang optimal (Syafril, 2

019).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun