Mohon tunggu...
Hafidz FH
Hafidz FH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Uin Jkt 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Islam sebagai Kunci Pemahaman Toleransi dan Keberagaman di Era Globalisasi

24 Oktober 2024   11:50 Diperbarui: 24 Oktober 2024   11:56 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi telah mempercepat interaksi antarbangsa, budaya, dan agama, sehingga menjadikan toleransi dan keberagaman sebagai isu yang semakin penting dalam masyarakat. Di tengah perubahan ini, studi Islam memiliki peran vital dalam membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana merespons keragaman dengan cara yang damai dan inklusif.

Islam, yang dianut oleh lebih dari 1,9 miliar orang, memiliki ajaran universal tentang hidup berdampingan dalam damai. Al-Qur'an dan hadis, sumber utama ajaran Islam, menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Salah satu contohnya adalah QS. Al-Hujurat ayat 13 yang menyatakan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa agar saling mengenal, bukan untuk saling bermusuhan. Ini adalah dasar penting dalam membangun dialog antarumat beragama dan menghormati keragaman, terutama di era modern yang semakin plural.

Namun, tantangan muncul ketika Islam sering disalahpahami atau dipersepsikan secara negatif oleh sebagian masyarakat global, terutama karena tindakan kelompok-kelompok ekstremis yang mendistorsi ajaran agama. Narasi intoleransi ini bertentangan dengan inti ajaran Islam. Di sinilah pentingnya studi Islam dalam mengembalikan pemahaman yang lebih objektif dan damai. Studi Islam tidak hanya mempelajari teologi atau hukum Islam, tetapi juga menelusuri sejarah panjang bagaimana Islam berinteraksi dengan tradisi agama lain, termasuk kontribusi intelektual Muslim dalam membangun peradaban yang menghargai keragaman.

Sejarah Islam pada masa keemasan, terutama pada abad ke-8 hingga ke-13, menjadi bukti bagaimana umat Muslim hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi. Pada masa itu, wilayah dunia Islam, khususnya di Timur Tengah dan Spanyol, menjadi pusat pengetahuan dan pertukaran intelektual antaragama. Sarjana-sarjana dari berbagai agama bekerja sama dan saling belajar, membuktikan bahwa Islam memiliki sejarah panjang dalam mengakomodasi perbedaan dengan cara yang damai dan produktif.

Dalam konteks globalisasi modern, studi Islam juga memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana ajaran-ajaran tentang toleransi ini dapat diterapkan pada situasi yang semakin kompleks. Islam, melalui ajarannya tentang adab (etika) dan tata cara berhubungan dengan orang lain, mengajarkan sikap hormat terhadap sesama, tanpa memandang agama atau latar belakang. QS. Al-Baqarah ayat 256, yang menyatakan "tidak ada paksaan dalam agama," menegaskan bahwa Islam mendukung kebebasan beragama dan kehidupan damai di tengah keberagaman.

Namun, dunia modern juga dihadapkan pada tantangan dari kelompok-kelompok yang memanfaatkan interpretasi ekstrem ajaran agama untuk membenarkan intoleransi. Dalam hal ini, studi Islam sangat penting untuk meluruskan distorsi ajaran tersebut. Melalui pendekatan akademik, kajian Islam dapat menawarkan pemahaman yang lebih komprehensif dan seimbang tentang ajaran agama, serta menjadi benteng melawan narasi ekstremis yang seringkali merusak hubungan antarumat beragama.

Selain itu, studi Islam juga relevan di luar komunitas Muslim. Dalam menghadapi fenomena Islamofobia yang semakin meningkat, terutama di beberapa negara Barat, studi Islam dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat global tentang ajaran Islam yang sebenarnya, yang penuh dengan nilai-nilai toleransi dan damai. Dialog lintas agama yang dibangun berdasarkan studi yang objektif dan terbuka dapat memperkuat harmoni sosial di tengah perbedaan keyakinan.

Studi Islam juga menawarkan wawasan yang mendalam tentang konsep keadilan sosial dan hak asasi manusia, yang dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih inklusif. Ajaran Islam tentang keadilan, perlindungan hak-hak minoritas, dan tanggung jawab sosial sangat relevan dengan tantangan-tantangan global saat ini, seperti ketimpangan sosial, migrasi, dan hak asasi manusia. Dengan mempromosikan prinsip-prinsip ini melalui studi Islam, dunia dapat menemukan cara-cara baru untuk menghadapi masalah global secara damai dan adil.

Pada akhirnya, studi Islam memiliki potensi besar untuk memperkuat pemahaman tentang toleransi dan keberagaman di era globalisasi. Islam, melalui ajaran dan praktiknya, mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk hidup berdampingan, melainkan sebuah kekayaan yang harus dihargai. Dengan mempelajari dan memahami Islam secara mendalam, masyarakat global dapat membangun jembatan menuju dunia yang lebih damai, inklusif, dan penuh penghormatan terhadap perbedaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun