Mohon tunggu...
hafidz fairuza
hafidz fairuza Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang Bisa Membantu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Bahagia Solusi Pendidikan Masa Depan

22 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   06:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa remaja identik dengan berbagai tantangan dan perubahan. Di masa ini, banyak remaja yang dihadapkan dengan krisis identitas, pencarian jati diri, dan rasa ingin tahu yang tinggi, dunia coba-coba dan lain sebagainya. Tentunya hal ini dapat membuat mereka terjerumus dalam perilaku yang tidak seharusnya. Kenakalan remaja, seperti bolos sekolah, tawuran, narkoba, dan lain sebagainya membuat suramnya wajah pendidikan dewasa ini.

Kenakalan remaja merupakan sebuah permasalahan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Perilaku ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain bahkan masyarakat secara keseluruhan.

Di tengah maraknya kenakalan remaja, muncullah Pesantren Rakyat Al-Amin sebagai sebuah solusi alternatif untuk membantu para remaja agar terhindar dari perilaku negatif dan mengarahkan mereka ke jalan yang lebih baik. Pesantren ini mampu menggabungkan pendidikan agama Islam dengan berbagai kegiatan kreatif dan menyenangkan, seperti gamelan, wayang, musik, ilmu teknologi, desain grafis, peternakan dan pertanian, bahkan pertukangan.

Keunikan inilah yang menjadi daya tarik bagi para remaja untuk belajar agama Islam dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

B.Pembahasan

Pesantren Rakyat Al-Amin berditi pada tanggal 25 Juni 2008 oleh Dr KH  Abdullah Salim Al Mansyuruddin, S.Psi, M.Pd . Lokasi pesantren ini tepatnya di Jl koprasl Suradi Dukuh Krajan RT 07 RW 01 Desa Sumberpucung Kabupaten Malang. Sebuah desa yang berbatasan langsung antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Lokasi pesantren ini berada di sebelah selatan sekitar 300 meter stasiun Kereta Api Sumberpucung Kabupaten Malang. 

Sebelum pesantren didirikan,  kehidupan masyarakat sekitarnya relatif heterogen, mulai dari pekerjaan, latar belakang pendidikan, agama, budaya, dan juga kebiasaan sehari-hari. Masalah-masalah sosial juga banyak ditemukan, misalnya kenakalan remaja, perjudian, pengangguran, bahkan prostitusi dan berbagai bentuk kemungkaran lainnya. Kondisi tersebut yang mendorong KH Abdullah untuk mendirikan pondok pesantren. 

Menurut alumni Pasca Sarjana Universitas AL-Qolam ini, tujuan mendirikan pesantren adalah "Mewujudkan dakwah akhlaq dan aqidah Islamiyah ala Ahlussunnah Wal Jama'ah khususnya bagi masyarakat termajinalkan sehingga kehidupannya dapat meningkat dan sejahtera". 

Misi Pesantren Rakyat adalah memberikan layanan pendidikan gratis tetapi tetap berkualitas. Sasaran utama pesantren ini adalah anak-anak jalanan, anak-anak dari keluarga kurang mampu, termasuk keluarga mantan lokalisasi, serta masyarakat di sekitar pesantren.

Pesantren Rakyat tidak mementingkan sebuah bangunan, santri yang belajar tidak terbatas di kelas layaknya pesantren pada umumnya, ruang belajar santri Pesantren Rakyat bisa di mana saja (forum mahasiswa, pemuda, tahlilan, rutinan, seminar, sarasehan, cangkruan, warung kopi, masjid musholla/surau, pasar, stasiun, sawah, pabrik, kantor dll), adanya sebuah strategi dan metode unik ala rakyat ini adalah perlunya membumikan kepada masyarakat luas, nilai-nilai universal Islam yang luas dan luwes sehingga dapat menembus segala sisi-sisi kehidupan rakyat . 

Aktifitas atau kegiatan rakyat berbagai tingkat usia, latar belakang, budaya, kepentingan, pendidikan yang termodifikasi dan di tumpangi dengan nilai-nilai ke Indonesiaan dan keIslaman yang kurikulumnya ala rakyat dan sinergi dengan kebutuhan rakyat dengan memasukkan nilai-nilai universal Islam yang gampang, ringan/murah, luas dan luwes kepada semua aktifitas rakyat sehingga Islam tidak di anggap harus berbentuk lembaga, dan simbol yang menakutkan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun