Begitupun kehidupan kita di pentas dunia ini. Kita sering mengeluh, tidak bersyukur atas apa yang telah Ia berikan. Padahal, kalau kita ingin ‘naik pangkat’, kita sendirilah yang harus mengubah keadaan diri kita. Mau banyak uang? Ya bekerja. Mau sehat? Ya olahraga. Mau pintar? Ya belajar. Kita seringkali iri pada peran yang dimiliki orang lain, tanpa sadar bahwa kita juga berperan penting di dalam pentas. Hanya saja, kita tidak mau menerima dan menikmatinya.
‘Peran’ yang sebenarnya adalah ketika memilih untuk menjadi baik atau jahat. Terlepas kita berperan sebagai ‘apa’ dan ‘siapa’ di dunia ini, basic thing yang harus kita pilih adalah menjadi baik dan bermanfaat bagi semua orang. Malah sebenarnya, tidak ada pilihan selain untuk menjadi baik. Huh, sok sekali manusia, sedangkan Tuhan saja Maha Baik dan Pemurah, ini pula sok-sokan mau jadi jahat.
Coba sekali saja kita merenung dan mensyukuri peran yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita tak pernah tahu, kebaikan apa yang mengubah seseorang menjadi baik. Kita tak pernah tahu, sikap kita yang mana yang menginspirasi seseorang untuk berubah. Kita tak pernah tahu, ucapan kita yang mana yang membuat seseorang kembali tersenyum. Kita juga tak pernah tahu, doa kita yang mana yang dikabulkan Tuhan untuk kebaikan kita dan orang lain.
Bisa jadi, peran kita di dunia sebagai seorang guru, diidam-idamkan banyak orang di pelosok sana yang kekurangan tenaga pengajar. Peran kita sebagai seorang penjual kue basah di pasar pagi, membantu ribuan pelajar dan pekerja yang sibuk mencari makanan untuk dibawa ke sekolah dan kantor. Peran kita sebagai penjahit pakaian, menyukseskan banyak pasangan melangkah ke pelaminan dengan jas dan kebaya yang kita kerjakan. Pernah melihat orang-orang ‘kecil’ yang terlihat bahagia menjalani kehidupannya, nggak? Itu semua karena mereka menikmati perannya masing-masing. Sehingga tak heran, orientasi mereka bukan lagi untuk sukses di dunia (banyak uang), tapi sudah berorientasi ke akhirat, dengan beramal sebanyak-banyaknya dari penghasilan yang mereka dapatkan.
Percayalah, manusia akan begitu cepat dilupakan ketika Ia meninggal dunia. Tak berapa lama setelah kita dikebumikan, tak sampai seminggu, semua orang terkasih akan sibuk dengan perannya masing-masing. Mereka akan kembali berperan sebagai penyapu jalan, penjual gorengan, pembuat kebijakan, hingga anak dan pasangan kita, akan melanjutkan perannya sebagai seorang pelajar dan juga ibu rumah tangga/pekerja kantoran. Maka dari itu, dalami dan nikmati peran yang Ia berikan, dan berbuat baiklah selagi masih diberikan kesempatan. Sekali keluar dari pentas, kita takkan pernah bisa kembali. Jika kita menjalani peran dengan baik, kita akan bangga dan bahagia. Tetapi, jika kita melenceng dari script yang telah digariskan, yang bisa kita lakukan hanyalah meratap dan menyesali lakon kita selama di dunia.
Hidup ini tak ada artinya
Maka Kau bebas mengarang maknanya seorang
(Hindia – Berdansalah, Karir Ini Tak Ada Artinya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI