Semarang (09/02/22) - Meningkatnya penggunaan masker di masa pandemi yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik, menyebabkan penumpukan timbulan sampah. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), limbah medis mengalami peningkatan sebesar 30 – 50% selama masa pandemi Covid-19 dengan total jumlah limbah medis per 27 Juli 2021 sebesar 18.460 ton.
Hal tersebut tentunya akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Karena jika dilihat dari karakteristiknya, limbah masker medis merupakan jenis limbah B3 yang bersifat infeksius dan apabila tidak dikelola dengan baik, akan menjadi sumber penularan Covid-19. Tidak hanya itu, limbah masker medis yang dibuan secara sembarang akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah sehingga menurunkan kualitas baku mutunya.
Maka dari itu, Hafidza (23), Mahasiswa KKN Undip Tim I melakukan suatu inovasi dalam pengelolaan limbah masker medis dengan mengajak masyarakat di RW 11 Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, untuk membuat pot tanaman dari limbah masker.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan sosialisasi terkait proses pengelolaan limbah masker yang baik dan benar sesuai dengan anjuran Kemenkes RI dengan media berupa leaflet. Kemudian, dilanjutkan dengan praktik pemanfaatan limbah masker medis.
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab dengan sampah masker yang dihasilkannya. Selain itu, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kolaborasi dalam mencapai SDGs (Sustainable Development Goals) atau pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan poin ke-12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Penulis: Hafidza Rahma
Lokasi KKN: RW 11, Wonosari, Ngaliyan, Semarang
Dosen Pembimbing: Dr. Rr. Karlina Aprilia K., S.E., M.Sc., Akt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H