Mohon tunggu...
Hafidzah Aryani
Hafidzah Aryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - menjalani pendidikan di Universitas Negeri Surabaya

Seorang mahasiswi di Universitas Negeri Surabaya jurusan manajemen prodi S1 Bisnis Digital . Mempunyai semangat tinggi untuk belajar banyak hal, mencoba berbagai pengalaman, memaknai berproses , bertanggung jawab. Mempunyai hobi membaca novel , mendengarkan musik , menonton film, menggambar , melukis dan berenang . Saat ini aktif dalam perkuliahan , ikut serta dalam perlombaan dan juga kepanitiaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obat Diet

8 Desember 2022   21:02 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak .... Aku tidak mau Ibu !".  Aku berteriak sekeras mungkin , tidak mau menerima saran ibu yang tidak masuk akal ini. 

"Bagaimana pun caranya , kamu harus bisa mempunyai tubuh ideal dan wajah cantik . Ibu tidak akan menerimamu bila kamu masih mempunyai tubuh seperti ini . Ibu ingin kau bertubuh ramping ! Ibu muak kepada tetanggga yang membanggakan anak gadisnya itu!" . Wanita setengah baya itu terus memandangku dengan tatapan berang. 

Aku keluar dari kamarku dengan kemarahan yang kian meradang di hati menuju ruang keluarga , diikuti oleh wanita setengah baya ini . Duduk berhadap-hadapan dengannya membuat darahku semakin naik hingga mendidih. 

Seketika ia menyodorkan sebuah majalah yang menampilkan iklan ; " Dijamin Ampuh Menghilangkan Berat Badan dalam Dua Hari !" tulis iklan tersebut. Sontak ibu menelepon nomor yang ada di iklan tersebut dan memesan obat diet ini untuk persediaan selama satu bulan. Aku menghela napas panjang, lelah sudah aku menghadapi kepala batu ibu .

 Beberapa hari kemudian, ibu menerima sebuah paket melalui pos. Saat ia membuka paket tersebut , ia membelalak melihat kapsul obat yang hanya berisi dua pil berukuran besar. Langsung saja ia menyodorkannya padaku dan memintaku meminum obat ini detik ini juga. Kesudahannya, aku menyadari nafsu makanku benar-benar hilang. Tak perlu waktu lama , ibu mengagumi perubahan bentuk tubuhku . Tidak mengkhianati aku pun mengagumi tubuh rampingku di depan cermin. Sayangnya, pil diet itu lebih efektif dari yang diperkirakan.

 Aku merasa sakit yang amat parah di perut dan segera aku berteriak memanggil ibu. Ibu segera membawaku ke rumah sakit . Seorang dokter memeriksaku dengan gelisah dan memintaku melakukan pemeriksaan x-ray dengan segera. Setelah melihat hasil peemriksaanku , dokter bertanya padaku apa aku memakan sesuatu yang aneh akhir-akhir ini . 

"Tidak . Aku tidak makan apa pun sejak aku minum obat diet ...." 

Dokter pun meminta obat diet itu untuk dilakukan tes ke laboratorium dan kebetulan ibu membawa kapsul itu di dalam tasnya . Saat dokter kembali , ia membawa berita buruk yang membuatku tercengang dan ibu menatapku dengan wajah bersalah dan air mata bercucuran . Pil diet itu berisi telur cacing pita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun