Mohon tunggu...
Hafid Zaeni
Hafid Zaeni Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba yang fakir ilmu

Sedikit informasi tentang saya saja. Mahasiswa dan Seorang yang fakir ilmu. Hidup saya hanya ikhtiqr dan doa. Selain itu tidak ada tendensi apapun. Cukup itu aja dulu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PMII, Pemilu, dan Globalisasi

1 Desember 2022   16:38 Diperbarui: 26 Mei 2023   00:31 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PMII, PEMILU dan Globalisasi

PMII merupakan salah satu organ basis gerakan yang menjadi simpul rakyat dan negara dalam menjalankan nilai kebangsaan dan kenegaraan. Dalam situasi menjelang PEMILU 2024, PMII hadir dalam prinsip indepedensi.

Menjaga independensi organisasi adalah sikap yang tidak bisa ditawar, terlebih saat berhadapan dengan dinamika politik 2024. Dengan nalar independensinya serta kesadaran paradigmatik untuk selalu kritis, PMII selalu menjaga jarak dengan kepentingan dalih kekuasaan. Sikap seperti itu membuat PMII mendapat label sebagai organisasi kritis & independen.

Sebagai suatu sikap organisasi, menjaga jarak dengan kepentingan politik, harus tetap terjaga. Namun, tanggung jawab sosial untuk terus melakukan transformasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang pro-rakyat, PMII perlu membangun jejaring distribusi kader seperti tri khidmat, taqwa, intelektual, profesional. Sebagai bagian dari kader bangsa, heteregonitas pola distribusi kader dibutuhkan, termasuk melihat potensi pola di posisi strategis bangsa. Membangun jejaring organisasi dengan semua stake-holder bangsa harus menjadi bagian dari strategi organisasi. Mempertimbangkan antara aktivitas kultural dan struktural menjadi penting agar PMII mampu mengoptimalkan perannya sebagai organisasi kaderisasi gerakan keagamaan.

Dalam teori Dromologi, percepatan arus globalisasi. Dunia yang terlihat semakin datar, dan pola distribusi informasi yang terasa cepat, menjadi bahan penyikapan khusus bagi PMII, adagium seperti ini menjadi relevan bagi PMII dalam merespon perubahan tata kelola dunia baru.

Sebagai organisasi yang lahir dan besar dalam akar kesejarahan Bangsa Indonesia, PMII tidak boleh abai terhadap kearifan-kearifan lokal yang dimilikinya. Namun, respon atas arus globalisasi tidak terelakkan agar PMII tetap eksis sebagai sebuah organisasi modern yang memiliki kekuatan kultural. Penguatan jejaring yang sehat, membangun komunikasi berbasis keilmuan dengan sesama kader maupun alumni, serta eleman civil society lainnya yang dinilai mutlak diperlukan. Langkah tersebut untuk menghindari agar organisasi ini tidak hanya menjadi besar di kandang sendiri, tetapi menjadi kekuatan gerakan organisasi yang diperhitungkan oleh komunitas global.
Tulisan ini sebagai dasar dari bahan diskusi PMII Pasuruan dalam menghadapi situasi menjelang PEMILU 2024.

Harapannya kader kader PMII Pasuruan dapat menuaikan pandangannya. Tak lupa apapun usaha yang kita lakukan tak luput akan kembali pada prinsip optimis transedental.


Salam pergerakan.
Independensi gerakan.
Merajut kemajuan dan naik permukaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun